Penderita HIV Lebih Berisiko Mengalami Alergi Obat

img_0773

FK-UGM. Penderita HIV seratus kali lebih berisiko mengalami alergi obat, terutama karena obat antiretroviral (ARV). Alergi obat atau reaksi hipersensitivitas terhadap obat merupakan sebuah respon imun yang tidak diinginkan akibat suatu bahan non-toksik (obat) yang mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan.

Obat anti HIV tersering penyebab alergi adalah nevirapine (NVP). Manifestasi klinis alergi obat bervariasi. Mulai dari yang ringan berupa eksantema kulit (rash) sampai manifestasi berat yang berakibat kematian. Hal tersebut disampaikan dr. Angela Satiti Retno Pudjiati, Sp.KK(K) saat menjalani ujian terbuka program Doktor, Rabu (23/11) di gedung Auditorium Fakultas Kedokteran UGM dengan promotor Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, Sp.KK(K).

Alergi obat akibat ART merupakan salah satu faktor penyebab lost of follow up penderita HIV selama pengobatan. Padahal, kepatuhan terhadap terapi antiretroviral (ART) merupakan kunci keberhasilan pengobatan infeksi HIV, karena ART berkelanjutan mampu menekan HIV hingga tak terdeteksi, mengurangi risiko resistensi obat, meningkatkan kualitas dan kelangsungan hidup, meningkatkan kesehatan secara keseluruhan serta mengurangi risiko penularan HIV.

 “Sebaliknya ketidakpatuhan terhadap pengobatan merupakan penyebab utama kegagalan terapi”, tegas staf Departemen Dermatologi dan Venerologi Fakultas Kedokteran UGM ini.

Salah satu obat ARV yang paling sering menyebabkan reaksi alergi adalah NVP. Oleh karenanya, Angela Satiti Retno Pudjiati dalam penelitiannya lebih menekankan pada upaya identifikasi faktor risiko alergi obat akibat pemberian NPV pada penderita HIV.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan polimorfisme gen HLA dengan alergi obat NVP pada penderita HIV/AIDS di Indonesia. Bahkan, penelitian ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih berisiko mengalami alergi dibandingkan perempuan”, pungkasnya.

Pada kesempatan ujian terbuka program Doktor Fakultas Kedokteran UGM ini, dr. Angela Satiti Retno Pudjiati, Sp.KK(K) telah berhasil meraih gelar Doktor UGM ke-3.421 dan Doktor Fakultas Kedokteran UGM ke-275 dengan predikat Cumlaude. (Wiwin/IRO)

Berita Terbaru