Penanganan Light Anesthesia pada Pasien

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM menerima kunjungan dari Prof. Suraphong Lorsomradee, MD., Ph.D dari Chiang Mai University Thailand pada Rabu (30/8) di Auditorium lantai 1 Gedung Pascasarjana Tahir.

Dalam kunjungannya, Prof. Suraphong melakukan lunch meeting discussion dengan para Wakil Dekan dan melaksanakan guest lecture dengan topik “Updated in Hemodynamic and Cerebral Oxygenation Monitoring: From Emergency Department to Perioperative Optimization”.

Proses anestesi merupakan hal wajar dilakukan sebelum dokter melakukan penanganan lebih lanjut dalam operasi. Ada beberapa jenis anestesi yang biasa dilakukan kepada pasien, antara lain bius lokal, bius setengah badan, dan bius total.

Dalam konteks pilar-pilar Sustainable Development Goals (SDGs), pendekatan ini relevan dengan beberapa tujuan SDG, terutama SDG 3: Kesehatan dan Kesejahteraan, yang menekankan pentingnya akses universal terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, termasuk prosedur medis seperti operasi. Selain itu, upaya untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam bidang medis seperti ini juga mendukung SDG 4: Pendidikan Berkualitas, yang menekankan pentingnya pendidikan yang inklusif dan berkualitas sepanjang kehidupan.

Dalam beberapa kasus, pasien masih bisa merespon atas tindakan tertentu walaupun sudah dianestesi. “Kondisi ini disebut dengan light anesthesia. Tanda-tanda dalam kasus light anesthesia adalah hipertensi, takikardia, gerakan, serta respon,” jelas Prof. Suraphong.

Menurut Prof. Suraphong, untuk mengatasi hal ini, terdapat 3 tindakan yang bisa dilakukan, yaitu mempertahankan SVR, resusitasi cairan, serta titrasi. Mempertahankan SVR dapat ditempuh dengan vasokonstriktor, rangsangan simpatis, dan mengganti pilihan obat anestesi. (Nirwana/Reporter. Editor: Fitri Umiatun)

Berita Terbaru