FK-KMK UGM. Prof. Dr. Lily Arsanti Lestari, S.T.P., M.P berhasil memperoleh gelar sebagai Guru Besar dalam Bidang Gizi Dasar di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM. Beliau melaksanakan pidato pengukuhan jabatan Guru Besar pada Selasa (27/05) di Balai Senat Lantai 2 Gedung Pusat UGM. Pidato pengukuhan Prof. Lily berjudul “Pengembangan Produk Pangan Olahan Berbasis Bahan Baku Lokal untuk Intervensi Gizi dan Kesehatan.”
“Adanya pandemi Covid-19 semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan konsumsi pangan yang memberikan manfaat kesehatan. Di Indonesia, berdasarkan penelusuran dengan menggunakan kata kunci ‘pangan fungsional’ di Google Trends, terjadi peningkatan minat terhadap pangan fungsional sejak tahun 2019,” ujar Prof. Lily pada awal pidato.
Prof. Lily memaparkan bahwa diet banyak dikaitkan dengan berbagai masalah gizi dan kesehatan. Komponen gizi berperan penting dalam membangun, memelihara, memberi tenaga, serta sebagai pengatur fisiologis tubuh. Sehingga, pola makan dan status gizi memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan. “Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terkait dengan manfaat kesehatan makanan yang dikonsumsi, maka banyak penelitian dan pengembangan produk pangan olahan yang memberikan manfaat kesehatan di luar fungsi zat gizinya, yang disebut dengan pangan fungsional ataupun pangan berklaim.”
Menurut Prof. Lily, masalah gizi di Indonesia merupakan isu yang cukup kompleks karena mencakup dua sisi yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Keduanya dapat berdampak serius pada kesehatan masyarakat, serta menjadi beban bagi sistem kesehatan. Beliau juga menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara terbesar kedua setelah Brazil terkait kekayaan sumber hayati bahan pangan lokal bernilai gizi tinggi. Namun belum dimanfaatkan secara optimal.
“Bahan baku lokal tersebut di antaranya ubi jalar, singgong, garut, dan gembili. Saat ini, masyarakat merasa umbi-umbian merupakan makanan inferior, sehingga perlu upaya untuk menaikkan “kelas” pangan lokal agar semakin dikonsumsi. Oleh karenaitu, penting untuk mengembangkan produk pangan olahan berbasis bahan lokal yang tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi, namun juga memberikan manfaat kesehatan yang spesifik, lebih jauh lagi dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional,” terang Prof. Lily.
Pada pidato pengukuhannya, Prof. Lily menyampaikan bahwa sudah banyak penelitian yang dilakukan (baik uji pre-klinik maupun uji klinik) yang mengaitkan pangan fungsional dengan peningkatan manfaat kesehatan di berbagai bidang fisiologi manusia. Efek menguntungkan pangan fungsional terhadap kesehatan dikaitkan dengan senyawa aktif biologis yang terkandung dalam pangan tersebut. Di Indonesia, penelitian terkait pangan berklaim atau pangan fungsional juga berkembang.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Prof. Lily, beliau menyoroti bahwa riset terkait produk pangan olahan berklaim atau pangan fungsional menghasilkan beberapa prototipe, sehingga berpotensi untuk dikomersialisasi. Namun, banyak faktor memengaruhi proses hilirisasi prototipe terkait tantangan teknologi, regulasi klaim, preferensi konsumen, tren pasar, hingga faktor ekonomi. Sehingga upaya kolaborasi dengan mitra industri yang lebih berpengalaman dalam hal komersialisasi produk.
“Sebagai ringkasan, saya menyampaikan bahwa diet berperan penting pada berbagai kasus gizi dan kesehatan. Pengembangan pangan fungsional berbahan baku lokal dapat digunakan sebagai terapi pendamping bagi masalah gizi dan kesehatan mengingat pangan fungsional maupun pangan untuk keperluan medis khusus yang tersedia di pasaran terlalu mahal. Selain itu, penggunaan bahan baku lokal diharapkan dapat menurunkan biaya produksi, nilai jual produk, serta ketahanan pangan nasional.”
Prof. Dr. Lily Arsanti Lestari, S.T.P., M.P merupakan salah satu dari 530 Guru Besar aktif di Universitas Gadjah Mada. Di tingkat fakultas merupakan Guru Besar ke 75 aktif dari 103 Guru Besar yang pernah dimiliki oleh FK-KMK UGM. Pengukuhan Guru Besar Prof. Lily sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 5: Kesetaraan Gender, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan SDG 12: Konsumsi dan Produk yang Bertanggung Jawab. (Humas/Sitam).