Peluang dan Tantangan Penggunaan AI di Perguruan Tinggi

FK-KMK UGM. Senat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM menggelar Workshop Hybrid Era Kecerdasan Buatan (AI) bagi Dunia Pendidikan pada Rabu (26/7) di Auditorium lantai 8 Gedung Pascasarjana Tahir FK-KMK UGM.

Ketua Senat FK-KMK, Prof. dr. Tri Wibawa, PhD., Sp.MK(K) mengatakan bahwa workshop terkait AI (Artificial Intelligence) di bidang pendidikan perlu dilakukan sebagai acuan dalam membuat kebijakan. “Karena ini adalah teknologi baru, ada hal-hal negatif yang perlu dihindari sebelum semakin berkembang dan sulit dikontrol,” jelas Prof. Tri Wibawa.

FK-KMK mendatangkan Dr. Eng. Ir. Sunu Wibirama, S.T., M.Eng., IPM dari Fakultas Teknik UGM sebagai narasumber. Sunu menjelaskan bahwa banyak aplikasi yang sehari-hari kita pakai ternyata menggunakan teknologi AI, seperti Google Maps, Google Translate, dan Grammarly. Sunu membawakan topik “ChatGPT and Artificial Intelligence in Higher Education: Opportunities and Challenges” dalam workshop ini.

AI adalah kemampuan memperoleh dan menerapkan pengetahuan untuk membuat keputusan yang tepat. Kecerdasan buatan merupakan bidang penelitian yang mempelajari serangkaian tugas dalam pengambilan keputusan otomatis dengan meniru kecerdasan manusia atau cara kerja alam.

Sunu juga menjelaskan beberapa hal terkait etika yang harus diperhatikan dalam penggunaan AI di bidang pendidikan. “Hal-hal seperti integritas akademik, kurangnya regulasi, bias kognitif, masalah privasi, jenis kelamin dan keragaman, serta masalah kepercayaan perlu diperhatikan dalam penggunaan AI, terutama ChatGPT,” ungkap Sunu. (Nirwana/Reporter)