FK-KMK UGM. Kementerian Kesehatan Indonesia memiliki tujuan membangun kapasitas di Indonesia dalam rangka transisi dari pengobatan konvensional ke pengobatan presisi. Pengobatan presisi adalah pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan individu karena adanya perbedaan antara faktor risiko dan hasil akhir dari penyakit yang diderita oleh setiap orang.
Penjelasan ini disampaikan oleh Ines Irene Caterina Atmosukarto, Ph.D. (Lipotek Pty. Ltd.) dalam presentasinya yang berjudul “Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi): Opportunities and Challenges” dalam Summer Course 2023. Summer Course 2023 dilaksanakan selama 2 minggu mulai 6 November 2023 sampai dengan 17 November 2023.
Dirinya mengatakan bahwa kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor dan pemahaman yang lebih baik tentang faktor risiko penting untuk mencegah penyakit. “Pengobatan presisi membantu meningkatkan hasil kesehatan pasien, yang juga meningkatkan efisiensi anggaran nasional pemerintah,” katanya.
Untuk membangun keunggulan kompetitif di bidang pengobatan presisi, diperlukan investasi di bidang-bidang utama, seperti penguatan ekosistem layanan kesehatan, penguatan sistem informasi, EHR yang terpusat, pengelolaan aset genomik yang kaya akan keanekaragaman di Indonesia, serta mengupayakan keunggulan ilmiah.
Salah satu negara yang telah menggunakan metode ini adalah Taiwan. Prof. Wang-Tso Lee dari National Taiwan University Children’s Hospital memberikan paparan mengenai pengalamannya dalam mengobati pasien DMD (Duchenne Muscular Dystrophy). Perawatan yang diberikan terhadap pasien-pasiennya terbukti tidak mengakibatkan perubahan pada otak. Contoh kasus yang ia tangani di NTU Children’s Hospital adalah autosomal dominant cerebellar ataxia dan cerebral palsy.
Summer Course 2023 bertujuan untuk meningkatkan interprofesionalisme dalam manajemen dan teknologi layanan kesehatan dengan masalah yang menyertainya dengan pendekatan interdisipliner dan multi universitas. Hal tersebut sejalan dengan salah satu tujuan yang ingin dicapai Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu Pilar pembangunan sosial Goals 3 kehidupan sehat sejahtera dan Goals 4 pendidikan berkualitas. (Nirwana/Reporter. Editor: Thiwuk jatiningtyas)