FK-KMK UGM. Karya ilmiah merupakan salah satu syarat kelulusan jenjang sarjana, magister, dan doktor yang bersifat individual dan dilakukan di bawah supervisi atau bimbingan. Karena menjadi tanggungjawab semua mahasiswa, maka diperlukan penyatuan persepsi pembimbing sesuai dengan kebijakan yang telah disepakati.
Pemaparan ini disampaikan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D dalam sambutannya di kegiatan Pelatihan Pamong Peneliti Handayani pada Selasa (1/11) di Amartapura B Lantai 1 Gedung MICC Alana Hotel Yogyakarta. “Tujuan pelatihan ini adalah menyatukan persepsi bagi para pembimbing, supaya skripsi mahasiswa 1 dengan lainnya tidak terlalu berbeda,” jelas dr. Hamim.
Menurut dr. Hamim, pembimbing harus tau apa perbedaan skripsi, tesis, dan disertasi. “Karena jenjangnya berbeda, tingkat kesulitan dari karya ilmiah juga berbeda-beda. Skripsi itu masuk level 6, tesis level 8. Dan disertasi level 9,” tambahnya.
Hadir beberapa pembicara dan fasilitator dari FK-KMK UGM yang akan berbagi ilmu dengan para peserta, serta menjelaskan materi dan teknik-teknik dalam membimbing mahasiswa. Teknik yang dimaksud seperti hak dan kewajiban pembimbing dan penguji, tantangan pembimbingan, serta roleplay umpan balik dalam pembimbingan.
dr. Hamim juga menjelaskan bahwa pembimbing akan mendapatkan benefit, seperti kesempatan memperdalam keilmuan, mendapatkan SDM berkualitas untuk menyelesaikan penelitian, mendapatkan pengalaman membimbing, membangun jejaring dengan pembimbing lain, mendapatkan ide-ide untuk penelitian berikutnya, honorarium, serta mendapatkan angka kredit sesuai aturan. (Nirwana/Reporter)