FKKMK-UGM. Hazard analysis and critical control point (HACCP) merupakan prosedur pengawasan proses produksi makanan untuk mencegah kontaminasi produk dari faktor lingkungan (fisika, kimia dan mikrobiologi). Lini kerja dalam bidang pengolahan makanan telah menerapkan secara luas konsep HACCP. Namun demikian, food handlers (factor manusia) belum menjadi perhatian khusus dalam prosedur ini. Pekerja pada bidang makanan perlu mendapatkan pelatihan untuk meminimalkan risiko kontaminasi. Beberapa penelitian terbukti mampu menunjukkan bahwa pelatihan dapat mengubah pengetahuan dan sikap pekerja pada pengolahan makanan.
Dr. dr. Daru Lestantyo, M.Si secara khusus melakukan penelitian disertasi dengan judul “Efek Intervensi Pelatihan dan Safety Briefing pada Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Penjamah Makanan Instalasi Gizi Rumah sakit”. Penelitian melibatkan responden petugas gizi khususnya penjamah makanan di empat rumah sakit Provinsi Jawa Tengah. Higiene personal yang buruk akan meningkatkan risiko kontaminasi bakteri pada produk makanan dapur rumah sakit. Rendahnya praktik petugas gizi rumah sakit pada hygiene-sanitasi individu dan kurangnya pemantauan prosedur kerja meningkatkan risiko transmisi kuman patogen pada makanan.
Safe food handling practices sangat berpengaruh terhadap kualitas makanan dan pencegahan infeksi nosokomial. Food mishandling memberikan kontribusi sebesar 97% pada berbagai penyebab foodborne diseases. Safe food handling dapat berintegrasi secara baik dengan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) rumah sakit serta dukungan dari manajemen rumah sakit.
Hasil penelitian pada disertasi yang disampaikan pada promosi Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM sejalan dengan penelitian lain, menyebutkan bahwa intervensi pelatihan dan safety briefing memiliki efek pada kenaikan rerata skor perilaku pada kedua kelompok, namun demikian tidak semuanya signifikan secara statistik. “Pihak manajemen rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan komitmen pada aspek K3 pekerja rumah sakit, serta pekerja diharapkan untuk memenuhi prosedur kerja dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap”, imbuh Daru.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro meraih predikat sangat memuaskan dan merupakan Doktor ke-3898 di UGM dengan promotor Prof. DR. Dr. KRT Adi Heru Husodo, M.Sc, DLSHTM, PKK, Kamis, 29 Maret 2018 di Ruang Senat KPTU FKKMK UGM. (Dian/IRO)
(Sumber: Ringkasan Disertasi, Daru Lestantyo, Efek Intervensi Pelatihan dan Safety Briefing pada Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Penjamah Makanan Instalasi Gizi Rumah sakit, 2018)