Pelatihan Deteksi Sarkopenia dan Frailty Pada Kader Posyandu Lansia untuk Mendukung Healthy Aging

FK-KMK UGM. Tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menyelenggarakan Pelatihan Deteksi Sarkopenia dan Frailty pada Kader Posyandu Lansia di Kantor Desa Sumberadi, Sleman, pada Jumat (12/07).

Pengabdian masyarakat ini direncanakan berkelanjutan selama dua tahun, dengan tahun pertama berfokus pada pelatihan dan pendampingan kader posyandu lansia. Kegiatan ini dipimpin oleh dr. Anastasia Evi Handayaningsih, Ph.D. Kader posyandu lansia dilatih untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan lansia, sarkopenia, dan frailty.

Pelatihan diberikan oleh dokter subspesialis geriatri beserta tim yang terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam dan perawat komunitas. Data hasil skrining yang diambil meliputi data dasar, data antropometri (berat badan, panjang tungkai, massa otot, lingkar lengan atas), hasil pengukuran kekuatan otot lengan, performance otot dengan tes 5 kali berdiri duduk, serta skor RAPUH.

Para kader yang mengikuti pelatihan juga diajarkan untuk melakukan skrining kesehatan lansia melalui berbagai metode, termasuk penimbangan berat badan, analisis komposisi tubuh, pengukuran panjang tungkai, pengukuran kekuatan otot dengan handgrip, pengukuran lingkar lengan atas, serta skrining frailty menggunakan skor RAPUH. Setelah pelatihan, tim akan mendampingi kader dalam melakukan skrining di posyandu lansia wilayah masing-masing

“Kesehatan lansia perlu diperhatikan, pemberdayaan kader pada program ini dapat membantu mendampingi lansia untuk semangat tetap sehat,” tutur dr. Anastasia Evi Handayaningsih, Ph.D, selaku tim pengabdian kepada masyarakat.

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mendukung konsep Healthy Aging yang diinisiasi oleh WHO, dengan fokus pada peningkatan kapasitas kader posyandu lansia dalam mendeteksi sarkopenia dan frailty, dua fenomena kunci yang berkontribusi pada disabilitas dan penurunan kapasitas intrinsik pada lansia. Sehingga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) pada SDGs 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

Lansia mengalami berbagai penurunan fungsi fisiologis yang berdampak pada kapasitas intrinsik mereka. WHO memperkenalkan konsep kapasitas intrinsik pada tahun 2015 sebagai indikator multidimensi status fungsional individu untuk mencapai healthy aging. Identifikasi sarkopenia, sindroma yang ditandai dengan hilangnya massa otot secara progresif, sangat penting karena berkaitan erat dengan penurunan kapasitas intrinsik, mobilitas, dan aktivitas sehari-hari pada lansia. (Kontributor:Tim Abdimas FK-KMK UGM/Editor:Sitam).