FK-KMK UGM. Pelatihan berbasis tim merupakan sebuah intervensi utama untuk mengurangi kejadian sentinel atau kejadian yang tidak diinginkan (KTD), seperti risiko kematian, kecacatan ataupun cedera berat. Laporan dari Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ) menemukan bahwa 31 persen KTD tersebut disebabkan oleh masalah komunikasi. Hal tersebut dipaparkan dr. Shinta Prawitasari, M.Kes., SpOG(K) untuk mengawali naskah disertasinya berjudul: “Pengaruh Pelatihan Crew Resources Management Metode TeamSTEPPS®® 2.0 Terhadap Performa Tim Medis dan Kualitas Pelayanan Obstetri di Rumah Sakit Pendidikan”, yang dipertahankan saat sidang ujian terbuka program Doktor Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Rabu (10/3) secara daring.
“Tulang punggung pelayanan obstetri di rumah sakit pendidikan adalah dokter yang menjalani pendidikan spesialis (residen) obstetri dan ginekologi di bawah konsultan obstetri dan ginekologi. Oleh karenanya, keberhasilan pelayanan obstetri emergensi tersebut juga tidak terlepas dari kolaborasi interprofesional dengan tim perinatologi, anestesiologi, bidan dan perawat, IGD maupun ruang operasi,” tuturnya.
Salah satu indikator mutu pelayanan obstetri yang dapat diperbaiki dengan pelatihan kerjasama tim seperti team STEPP 2.0 adalah waktu tanggap/response time seksio sesaria (SC) emergensi yang bisa dinilai dengan decision to incision interval (DII) atau decision to delivery interval (DDI). Dengan latar belakang tersebut, dr. Shinta mengaji apakah pelatihan CRM metode Team STEPPS®®2.0 memperbaiki proporsi Decision to Delivery Interval (DDI) seksio sesarea (SC) kategori 1 dan 2yang sesuai standar, serta memperbaiki luaran bayi dan ibu yang menjalani SC Kategori 1 dan 2 di dua rumah sakit Pendidikan. Peneliti juga mengaji apakah pelatihan mendapatkan respon yang baikdari peserta, meningkatkan pengetahuan peserta tentang kerjasama tim metode TeamSTEPPS®®2.0, apakah pelatihan tersebut memperbaiki sikap peserta pelatihan terhadap keselamatan pasien,dan apakah pelatihan tersebut meningkatkan kinerja tim obstetri emergensi di instalasi gawat darurat (IGD)sesuai kerangka Kirkpatrick.
Dari keseluruhan hasil penelitian, dr. Shinta merumuskan bahwa: pertama, Pelatihan TeamSTEPPS®®2.0dinilai efektif oleh peserta pelatihan di kedua RSUP, meningkatkan sikap keselamatan yang dinilai dengan SAQ di RSUP Dr. Sardjito, dan meningkatkan kinerja tim obstetri emergensi di kedua RSUP. Kedua, Pelatihan TeamSTEPPS® tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap DDI SC Kategori 1 dan 2 serta luaran bayi dan ibu dikedua RSUP.
Penelitian di bawah bimbingan promotor: Prof. dr. Adi Utarini, MSc., PhD., dan dilakukan di RSUP Dr. Sardjito dan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten ini juga berhasil mengantarkan dr. Shinta meraih gelar Doktor ke-5.080 dengan indeks prestasi kumulatif 3,92. (Wiwin/IRO).