Tingginya Penyakit Jantung Bawaan pada Wanita Usia Subur

FK-UGM. Sebagian besar pasien penyakit jantung bawaan (PJB) pada dewasa adalah wanita usia subur. Bahkan ada diantaranya yang baru terdiagnosis PJB pada saat hamil dan menimbulkan masalah pada saat persalinan. Pasien PJB yang sebagian besar sudah mengalami hipertensi paru (HP) ini termasuk berisiko tinggi apabila hamil dan melahirkan. Menyadari pentingnya pencegahan dan penanganan kehamilan berisiko tinggi pada pasien PJB-HP ini, maka tim peneliti PJB-HP FK UGM-RSUP. Dr. Sardjito bekerja sama dengan paguyuban pasien PJB-HP RSUP Dr. Sardjito dan organisasi PH-Indonesia mengadakan kegiatan patient-family gathering dan edukasi kesehatan reproduksi, kehamilan dan persalinan risiko tinggi pada pasien PJB dan HP pada hari Minggu, 14 Mei 2017. Acara tersebut sekaligus untuk memperingati Hari Hipertensi Paru Sedunia yang diperingati tiap tanggal 5 Mei. Sekitar 100 peserta, terdiri dari pasien, keluarga, perawat dan tim peneliti/dokter meramaikan kegiatan ini.

Selaku ketua tim peneliti, Dr. dr. Lucia Kris Dinarti, Sp.PD, Sp.JP(K) memberikan sambutan dengan memaparkan bahwa sejauh ini register pasien PJB-HP yang telah diinisiasi sejak tahun 2012 di RSUP Dr. Sardjito telah mendata 500 lebih pasien dewasa PJB-HP dan tim dokter bersama PH-Indonesia berupaya untuk memudahkan akses obat-obatan untuk PJB-HP. Dalam uraiannya, dr. Dyah Wulan Anggrahini, Sp.JP, PhD menerangkan mekanisme terjadinya PJB dan HP serta pemeriksaan diagnostik dan tatalaksana yang dikerjakan di RSUP Dr. Sardjito yang bertekad sebagai pusat pelayanan dan penelitian hipertensi paru di Indonesia. Sedangkan dr. Diannisa Ikarukmi, Sp.OG dari Departemen Obstetri danGinekologi FK UGM – RSUP Dr. Sardjito menerangkan secara jelas dan sangat mudah dipahami mengenai risiko kehamilan dan persalinan bagi ibu dan janin pada pasien PJB-HP. Selain itu, dokter yang akrab dipanggil dr. Nanis itu juga memaparkan bagaimana memilih alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tepat untuk pasien wanita subur dengan PJB.

Pasien dan keluarga juga diberi kesempatan bertanya dan menyampaikan isi hatinya tentang kondisi yang dialaminya. Peserta dan keluarga sangat optimis dengan kondisinya dan saling mendukung satu sama lain. Istilah pasien atau penderita-pun diganti dengan istilah pejuang HP, di mana saling memberikan semangat memperjuangkan kemudahan akses pelayanan kesehatan dan obat-obatan untuk PJB-HP. Diharapkan kegiatan ini selalu terlaksana secara kontinyu sebagai sarana silaturahmi dan edukasi bagi pasien PJB-HP . (Tim PJB-PH)

 

Berita Terbaru