FK-KMK. Divisi Keperawatan Dasar dan Manajemen, Departemen Keperawatan Dasar dan Emergensi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menyelenggarakan webinar dan workshop dengan mengangkat tema “Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Klinik Profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan di Masa Pandemi Covid-19” secara daring melalui platform Zoom, Jum’at (4/6).
Webinar kali ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu Dr. Muhammad Hadi, S.KM., M.Kep., Ketua Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) Pusat; Totok Harjanto, S.Kep., Ns., M.Kes., Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FK-KMK UGM; dan Sudiman, S.Kp., M.Kep., Pengurus Bidang Organisasi HPMI DIY dan Kepala Bidang Keperawatan RSUP Dr. Sardjito.
“Pandemi Covid-19 memaksa kita untuk membuat suatu langkah ataupun strategi dimana kita di pendidikan tinggi keperawatan harus bisa beradaptasi. Harapannya dengan adanya webinar dan workshop ini bisa menghasilkan manfaat serta banyak hal didalam rencana dan juga pelaksanaan stase manajemen keperawatan,” ungkap Ketua Departemen Keperawatan Dasar dan Emergensi, Syahirul Alim, S.Kp., M.Sc., Ph.D, saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara webinar.
Dr. Muhammad Hadi, S.KM., M.Kep., mengungkapkan, “dalam situasi pandemi ini, harus pandai berstrategi karena kuncinya adalah bagaimana capaian pembelajaran itu harus tercapai dilaksanakan sebaik-baiknya dengan segala keterbatasan, maka perlu pelaksanaan adaptasi,” ungkapnya.
Reformasi sistem pendidikan Indonesia melalui kebijakan Merdeka Belajar ini menjadi esensi menggali potensi terbesar para guru/dosen dan murid/mahasiswa untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri. Bukan hanya mengikuti proses birokrasi pendidikan, tetapi benar-benar inovasi pendidikan. “Saya kira workshop ini, kita harapkan adalah bagaimana kita mendesain suatu tata cara pembelajaran baru dalam situasi pandemi untuk tetap kompetensi sebagai manager pada level Ners itu bisa tercapai,” papar Dr. Hadi.
Sedangkan Totok Harjanto, S.Kep., Ns., M.Kes., menjelaskan terkait pengembangan blended learning praktik manajemen keperawatan yang diawali dengan melakukan analisis kebutuhan, capaian pembelajaran, dan mengidentifikasi sumber daya melalui diskusi bersama pengelola dan pembimbing (akademik dan klinik). “Setelah analisis kita identifikasi dan runtutkan, kemudian mencoba mendesain pembelajaran blended learning, dan menyusun pengembangan program pembelajaran salah satunya menentukan aktivitas belajar yang lebih aplikatif secara luring dan daring (synchronous dan asynchronous) serta mengembangkan materi ajar,” tuturnya.
Webinar yang berlangsung hampir 3 jam ini dimoderatori oleh Dr. Fitri Haryanti, S.Kp., M.Kes, berjalan sangat interaktif dan juga dihadiri lebih dari 100 peserta dari berbagai institusi di Indonesia. (Arif AR / Reporter)