FK-KMK UGM. Pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020 menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Pengembangan vaksin dilakukan dengan kerjasama dari berbagai negara hingga akhirnya vaksin tersebut bisa didistribusikan ke seluruh dunia.
Dalam pengembangan vaksin ini, terdapat salah satu putri kebanggaan Indonesia yang ikut berkontribusinya di dalamnya, yaitu Dr. Carina Joe. Dirinya menjadi bagian dari tim pengembang vaksin Astrazeneca yang dilakukan di Universitas Oxford.
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM berkesempatan mengundang Dr. Carina Joe dalam Kuliah Tamu dengan tema “Covid-19 Pandemic and Vaccines: Challenges and Lesson Learned” pada Jumat (29/9) di Auditorium lantai 8 Gedung Pascasarjana Tahir FK-KMK UGM.
Menurut Dr. Carina, tujuan utama dalam pengembangan vaksin ini adalah peningkatan produktivitas supaya vaksin bisa selesai dalam waktu singkat dengan jumlah produksi yang besar. Tujuan ini sekaligus menjadi tantangan dalam prosesnya.
Tim dituntut untuk bisa meningkatkan produktivitas sekaligus melakukan scale up dan scale out. Scale up yang dimaksud adalah transfer teknologi ke banyak laboratorium supaya negara lain bisa memproduksi vaksin secara mandiri. Sedangkan scale out adalah peningkatan skala produksi. “Strategi yang kami lakukan adalah menghapus proses pertama dengan tetap mempertahankan kualitas. Penghapusan proses ini diharapkan bisa memangkas jangka waktu produksi menjadi lebih cepat,” jelas Dr. Carina.
Dr. Carina menjelaskan bahwa strategi berhasil dilakukan karena beberapa hal. Pertama, apabila satu proses telah berhasil dilakukan di Universitas Oxford, maka transfer teknologi langsung dilakukan ke laboratorium lain tanpa menunggu proses selanjutnya. Kedua, selama proses pengembangan, laporan dari tim dan feedback dari Badan Kesehatan dilakukan dalam waktu satu hari saja.
“Selain itu, proses yang kami lakukan dibuat dengan sederhana sehingga mudah untuk dilakukan oleh laboratorium lain. Sebagai peneliti, tim memiliki motivasi yang tinggi, ditunjukkan dengan sistem tanpa profit yang kami lakukan. Kolaborasi dengan berbagai fasilitas di seluruh dunia juga menjadikan proses pembuatan vaksin ini menjadi cepat,” tambahnya.
Pandemi yang terjadi secara mendadak menjadi tantangan terbesar dalam pengembangan vaksin. Tim kekurangan persiapan, padahal virus menyebar dengan sangat cepat di seluruh dunia.
Dr. Carina Joe memaparkan saran yang bisa dilakukan jika terjadi pandemi lainnya di masa depan. Dana pemerintah untuk riset sangat penting karena tim peneliti butuh dukungan dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Selain itu, dengan adanya pengalaman pandemi Covid-19 ini, penyelesaian pandemi berikutnya diharapkan memiliki formulasi vaksin yang lebih stabil untuk memudahkan distribusinya. (Nirwana/Reporter)