FK-KMK UGM. Pokja Genetika, pada Selasa (05/03) mengadakan continuing medical education dengan topik Next Generation Sequencing (NGS) Application for Research bagi seluruh civitas akademika FK-KMK UGM. Pada kesempatan tersebut, continuing medical education (CME) menghadirkan dua pakar bio-informatika dan genetika yang didatangkan langsung dari Radboud University Nijmegen Belanda yakni Christian Gilissen dan Lot Snijders Blok.
Bertempat di ruang kuliah Gedung Pascasarjana lantai 2, Christian Gilissen dalam presentasinya menyebutkan bahwa pendekatan dengan metode exome sequencing lebih akurat dilakukan untuk tes diagnostik. Senada dengan hal tersebut, Lot Snijders Blok menyatakan bahwa NGS membantu klinis untuk menentukan diagnosis lebih cepat dan akurat. “Saat saya bekerja sebagai klinisi, saya harus melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik lengkap (head to toe) hingga mengkaji riwayat kesehatan keluarga (pedigree). Hal ini tentu membuang waktu, namun dengan pendekatan genetika penentuan diagnosis dapat dilakukan dengan lebih cepat,” tuturnya di hadapan audiens.
Ketua kegiatan continuing medical education (CME), dr. Arum Tri Wahyuningsih, Ph.D menyatakan bahwa kegiatan tersebut ditujukan untuk seluruh civitas akademika mulai dari mahasiswa, koas, maupun residen untuk memaparkan ilmu genetika. “Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, Indonesia sangat memungkinkan untuk melakukan penelitian di bidang genetika. Harapannya continuing medical education (CME) ini tidak hanya memaparkan pengetahuan namun juga mendorong untuk bisa diaplikasikan di Indonesia,” pungkas dr. Arum. (Alfi/Reporter)