Nutrigenomik, Pemanfaatan Pangan Lokal untuk Kesehatan

[slideshow_deploy id=’13986′]

FK-UGM. Nutrisi sangat mempengaruhi kesehatan. Perkembangan penelitian nutrigenomik diharapkan mampu untuk memanfaatkan bahan pangan lokal di Indonesia sebagai upaya pengobatan. Penelitian nutrigenomik juga bisa dipergunakan untuk melihat manfaat nutrisi dari segi molekuler biokimiawi sampai fisiologis.

Inti penelitian ini adalah bagaimana suatu nutrisi mampu mempengaruhi gen yang akan mempengaruhi kesehatan dan bisa dibuktikan secara ilmiah. Bahkan, dalam penelitian nutrigenomik, peneliti bisa menemukan fakta bahwa sejatinya bahan pangan apa saja, khususnya pangan lokal di Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk membantu para penderita penyakit kronis.

“Apa yang akan terjadi di dalam tubuh kita, terutama proses biokimiawi yang ada di dalam tubuh akan dipengaruhi oleh nutrisi yang masuk. Nutrisi ini akan mempengaruhi tidak hanya proses fisiologis, tetapi mulai dari gen –nya yakni ekspresi gen-nya,” papar Ketua Departemen Biokimia, Dr. Sunarti, M.Kes., Senin (13/2) saat ditemui di ruang kerjanya.

Doktor yang bergerak sebagai ahli Biokimia ini memberikan contoh bahwa misal gen A jika diberikan nutrisi A dan B ternyata mempunyai ekspresi berbeda. Jika ekspresi gen ini berbeda,  akan mempengaruhi proses biokimiawi yang berbeda. Tentu saja, proses biokimiawi berbeda akan mempengaruhi proses fisiologis yang berbeda pula sehingga akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia. “Dari situlah orang bisa menjadi sehat atau sakit,” tegasnya.

Terdapat dua hal manfaat penelitian nutrigenomik ini. Pertama, mampu menggunakan pangan lokal sebagai terapi diet. Harapannya, apabila penelitian nutrigenomik dilakukan secara terus menerus, maka penggunaan obat-obatan bisa menurun sehingga menurunkan risiko efek samping kimiawi obat. Selain itu biaya penyembuhan lebih murah karena bersumber dari makanan yang lebih aman. Kedua, banyak bahan-bahan fungsional yang bisa dibuat dari bahan lokal. Sehingga, bahan pangan impor akan bisa ditekan seminimal mungkin.

Melihat pentingnya manfaat penelitian ini, selama dua hari ke depan, Departemen Biokimia akan menyelenggarakan workshop “Penelitian Berbasis Nutrigenomik: Serat Pangan dalam Perbaikan Resistensi Insulin pada Diabetes Mellitus dari Sudut Pandang Nutrigenomik”. Pelaksanaan workshop tersebut diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan Annual Scientific Meeting (ASM) 2017 Pokja Nutrigenomik dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-71 Fakultas Kedokteran UGM.

Workshop yang dilaksanakan sejak tahun 2014 ini berupaya untuk membuat suatu wadah keilmuwan penelitian dalam nutrigenomik. Doktor Sunarti menegaskan bahwa sejatinya ilmu ini sudah lama bahkan sudah berkembang di luar negeri, akan tetapi masih terhitung relatif baru di Indonesia. “Padahal banyak sekali potensi di FK bahkan di luar FK untuk hal ini. Dengan nutrigenomik, kita bisa menangkap peluang pangan lokal yang sangat banyak variasinya dan itu mempunyai manfaat yang tidak sedikit untuk kesehatan” imbuhnya.

Sebagai sebuah hal yang baru, tentu tidak terlepas dari kendala yang dihadapi. “Karena ini memang relatif baru, kami masih ada kendala di bidang SDM untuk pengembangan penelitian ini. Memang peminat belum banyak, prosentase penelitian pun masih kecil sekali, tetapi kita akan terus berusaha,” ujarnya mengakhiri diskusi. (Wiwin/IRO)