Museum Bio-Paleoantropologi FK-KMK UGM Terima Kunjungan SD Soprayan Sleman

FK-KMK UGM. Museum Bio-Paleoantropologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menerima kunjungan edukatif dari SD Negeri Soprayan, Turi, Sleman pada Kamis (17/04) yang diikuti oleh sekitar 60 siswa kelas 4 dan 5 serta 7 guru pendamping. Kunjungan ini merupakan bagian dari program Wajib Kunjung Museum (WKM) yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman dan dilaksanakan bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Para siswa mengikuti penjelasan dari petugas museum, khususnya mengenai sejarah evolusi manusia dan kehidupan purba.

Program WKM dirancang sebagai upaya strategis untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap warisan budaya melalui pendekatan langsung dan interaktif di museum. Sasaran utama program ini adalah pelajar usia 7 hingga 18 tahun dari berbagai jenjang pendidikan di Sleman. Dengan mengunjungi museum, para siswa tidak hanya memperluas wawasan sejarah dan budaya, namun juga mendapatkan pengalaman belajar di luar kelas yang menyenangkan dan bermakna.

Kunjungan ke Museum Bio-Paleoantropologi FK-KMK UGM memberikan kesempatan bagi siswa untuk mempelajari lebih jauh tentang perjalanan panjang evolusi manusia, dengan koleksi artefak dan fosil yang ditata secara informatif. Melalui pendekatan naratif dan visual yang menarik, museum ini menjadi sarana yang efektif untuk membangun literasi sains dan budaya sejak usia dini.

Program ini juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dengan memberikan akses pendidikan berkualitas dalam bentuk pembelajaran kontekstual dan berbasis budaya. Melalui pengalaman langsung di museum, siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu, berpikir kritis, serta memahami hubungan antara masa lalu dan masa kini dalam perspektif ilmiah. Selain itu, kunjungan ke museum juga sejalan dengan SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan.

Keberadaan Museum Bio-Paleoantropologi sebagai bagian dari institusi akademik FK-KMK UGM menunjukkan komitmen fakultas dalam membuka akses pengetahuan bagi masyarakat luas, terutama bagi generasi muda. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat menjadi jembatan antara dunia akademik dan pendidikan dasar, serta memperkuat peran universitas dalam pengabdian kepada masyarakat.

Dengan antusiasme yang tinggi dari siswa dan guru pendamping, kunjungan ini menjadi contoh nyata bagaimana museum dapat berperan sebagai ruang belajar alternatif yang inspiratif dan menyenangkan. FK-KMK UGM melalui unit museumnya akan terus mendukung kegiatan edukatif seperti ini demi mendorong kecintaan terhadap sains, sejarah, dan budaya Indonesia di kalangan anak-anak dan remaja. (Kontributor: Ilham Novitasari).