Multimorbiditas Penyakit Tidak Menular pada Penggunaan Layanan Kesehatan

FK-KMK UGM. Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM kembali menggelar Journal Reading #6 dengan judul “Impact of Non-Communicable Disease Multimorbidity on Health Service Use, Catastrophic Health Expenditure and Productivity Loss in Indonesia: a Population-Based Panel Data Analysis Study” yang dibahas oleh dosen Departemen Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan, dr. Tiara Marthias, MPH., secara daring melalui kanal YouTube HPM FK UGM, Rabu (19/5).

Tiara Marthias, MPH., menyebutkan dua alasan penelitian ini penting untuk diteliti. Pertama, multimorbidity: adanya kondisi penyakit kronik lebih dari satu pada satu pasien. Bisa penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Sebesar 78% penyakit tidak menular menyebabkan kematian negara dengan pendapatan rendah/menengah (termasuk Indonesia). Kedua, moving away from single disease focus (berpindah dari fokus pada satu penyakit): sering pasien tidak hanya memiliki satu jenis penyakit tidak menular yang kronik tetapi belum diketahui. Sehingga meningkatkan beban kesehatan dan beban ekonomi (health burden and economic burden).

Hasil penelitian ini ditemukan bahwa prevalensi multimorbiditas penyakit tidak menular meningkat sering dengan meningkatnya sosial ekonominya (tingkat Pendidikan dan tingkat kesejahteraan). Hal ini berkebalikan dengan di negara maju.

“Kemungkinan menggunakan rawat jalan dan rawat inap meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah diagnosis penyakit tidak menular yang dimiliki serta biaya yang dikeluarkan oleh pasien di rawat jalan dan rawat inap, pasien dengan penyakit tidak menular lebih dari tiga mengeluarkan dana lebih banyak dibandingkan dengan tidak memiliki atau satu penyakit tidak menular” jelas dr. Tiara.

Di samping itu, dr. Tiara mengungkapkan bahwa penelitian ini masih memiliki kelemahan yaitu data hanya dari tahun 2007 sampai 2014, karena pengumpulan data yang lengkap hanya dari IFLS dan belum ada versi terbarunya. “Data hanya disampaikan oleh pasien, tidak dilakukan cek kembali seperti hipertensi, diabetes dan lain-lain,” pungkasnya.  (Arif AR/Reporter)

Selengkapnya: https://youtu.be/66-WuwbaWGI

Berita Terbaru