FK-KMK UGM. Setelah pandemi Covid-19 berakhir, kegiatan yang memungkinkan terbentuknya kerumunan massa mulai kembali. Gathering komunitas, konser, kampanye, hingga pertandingan bola perlahan diadakan kembali.
Sebagai respon atas kembalinya kebiasaan ini, Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial menyelenggarakan Seminar Rabuan bertajuk “Public Safety During Mass Gathering” pada Rabu (30/11) secara daring. Soehatman Ramli, DIPL., SM., SKM., MBA (Direktur World Safety Organization Indonesia), Emmanuel Eko Haryanto, S.T., M.T (Trainer Keselamatan dan Kesehatan Kerja), dan Erlin Erlina, SIP, MA, Ph.D (FK-KMK UGM) hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini. Hadir pula Ari Prayoga Pribadi, Ph.D dari Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial untuk memandu jalannya diskusi.
Menurut Soehatman Ramli, masyarakat Indonesia belum terlalu mengenal keselamatan umum dan urgensinya. “Beberapa program keselamatan di tempat umum adalah penerapan protokol kesehatan, prosedur K3 untuk setiap tempat umum, safety campaign, safety committee, dan lain-lain,” tambahnya.
Emmanuel Eko Haryanto menambahkan, steward adalah komponen yang penting untuk setiap event yang membutuhkan manajemen kerumunan. “Steward berbeda dengan polisi dan security. Tugasnya yang utama adalah memahami tanggungjawab umum terhadap kesehatan dan keselamatan semua penonton,” jelasnya.
Erlin Erlina memberikan sudut pandang fenomena mass gathering dilihat dari sisi psikologi sosial dan antropologi. Menurutnya, partisipan mass gathering memiliki perasaan ingin menempel satu sama lain karena adanya persamaan identitas. (Nirwana/Reporter)