FK-KMK UGM. “Bagaimana dampak alkohol dan rokok pada kesehatan reproduksi?” sebuah pertanyaan menarik yang diberikan oleh seorang siswa di SMA N 3 Bantul pada kegiatan training kesehatan reproduksi, Selasa, 11 Juni 2024. Pertanyaan ini menjadi salah satu inti diskusi dan pembelajaran yang difasilitasi oleh trainer dari Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan, Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM). Sebagai bentuk kerjasama program pengabdian masyarakat antara Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-KMK UGM dengan Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bantul, Yogyakarta mengenai pentingnya gaya hidup sehat sebagai salah satu upaya untuk mempersiapkan kehamilan di masa mendatang. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung beberapa poin tujuan yang tercantum dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Pertama, SDG ketiga mengenai kehidupan yang sehat dan sejahtera. Kedua, SDG keempat mengenai pendidikan yang berkualitas. Terakhir, SDG ketujuh belas mengenai kemitraan untuk mencapai tujuan. Kegiatan ini menunjukkan komitmen dari FK-KMK UGM untuk berkontribusi dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) serta meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.
Kegiatan training kesehatan reproduksi merupakan rangkaian kegiatan pelatihan yang ditujukan pada siswa kelas 10 dan 11 di tiga sekolah, yaitu SMA N 1 Imogiri, SMA N 3 Bantul, dan SMK N 1 Sanden pada tanggal 8, 11, dan 14 Juni 2024 secara berurutan. Kegiatan dibuka dengan pemaparan singkat mengenai tujuan kegiatan yang disampaikan oleh Dr. dr. Shinta Prawitasari, M.Kes., Sp.OG Subsp. Obsginsos selaku ketua kegiatan pengabdian masyarakat training kesehatan reproduksi. Dalam sambutannya, dr. Shinta mengharapkan bahwa sebanyak 40-70 siswa dan siswi yang hadir di tiap sekolah dapat menjadi pendukung sebaya di lingkungannya untuk mendukung persiapan asuhan sebelum masa kehamilan yang komprehensif. Selanjutnya, kegiatan pelatihan dijalankan dengan menarik melalui berbagai permainan digital yang dipandu oleh para trainer seperti kuis online dengan doorprize yang menarik bagi peserta. Nia Lestari Muqarohmah, salah satu trainer menyebutkan bahwa kegiatan training dikemas dengan hal yang berbeda, sebanyak tujuh video edukasi dengan durasi 3-12 menit digunakan sebagai media utama pemberian informasi yang disertai dengan bridging permainan yang menarik. Sependapat dengan yang disampaikan Nia, Aliya Wardana Rustandi juga mengatakan bahwa permainan yang diberikan saat sesi sangat membantu menarik perhatian siswa terhadap materi. Deskantari Murti Ari Sadewa, juga menyatakan bahwa sebagai seorang trainer pada kegiatan pelatihan kesehatan reproduksi dan gaya hidup sehat merupakan hal yang menantang karena perlu
memiliki kemampuan untuk dapat mengemas topik yang masih tabu menjadi mudah diterima oleh siswa. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan remaja dan seringkali topik ini kurang menjadi perhatian yang cukup karena masih dianggap sebagai hal yang tabu untuk diperbincangkan. Namun, kegiatan pelatihan kesehatan reproduksi yang dilakukan dapat menjadi ruang aman bagi siswa dan siswi untuk memperkaya wawasan kesehatan reproduksi bersama dengan para ahli.
Video dirancang oleh tim pengabdian kepada masyarakat dengan visualisasi yang menarik dan penjelasan sederhana yang informatif dari para ahli. Di akhir sesi, kegiatan dipimpin oleh dr. Khanif dan trainer CHBP untuk memfasilitasi diskusi. Beberapa narasumber dihadirkan langsung untuk menjawab keresahan dan keingintahuan siswa terkait dengan gaya hidup sehat dan kesehatan reproduksi, yaitu Dr. dr. Shinta Prawitasari, M.Kes.,Sp.OG Subsp. Obsginsos, dr. Diannisa Ikarumi Enisar Sangun Sp.OG Subsp. Obsginsos, dr. Ega, dr. Amin, dan dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D. Materi yang dipaparkan dr. Bagas menyebutkan bahwa rokok elektronik sama bahayanya dengan rokok konvensional karena ada bahan kandungan kimia, selain itu, zat pada rokok juga dapat menyebabkan masalah pada kehamilan. dr. Bagas menekankan bahwa persiapan kehamilan dapat dilakukan sedini mungkin dengan menerapkan gaya hidup sehat, menghindari rokok, dan alkohol. Dalam diskusi, dr. Ega menjalaskan bahwa konsumsi rokok baik konvensional dan elektrik berdampak pada kesehatan reproduksi, seperti berisiko menyebabkan adanya kemandulan dan menurunkan kualitas sperma pada laki-laki. Selain itu, tidak terdapat batas aman konsumsi alkohol baik sebelum dan pada saat masa kehamilan. Konsumsi alkohol bahkan dapat berdampak pada janin dan berisiko menyebabkan adanya kecacatan pada bayi. Dalam video edukasi berjudul “Pentingnya Gaya Hidup Sehat pada Masa Sebelum Hamil” oleh dr. Bagas dinyatakan bahwa kewajiban untuk menjaga gaya hidup sehat bukanlah tanggungjawab perempuan semata, namun juga laki-laki. Dokter Ega membenarkan pernyataan tersebut, bahwa pembentukan keluarga tidak dapat dibebankan hanya pada satu pihak saja. Calon ibu dan ayah perlu menerapkan gaya hidup sehat sedini mungkin untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera.
Helsa Ivander sebagai ketua OSIS di SMA N 3 Bantul menyatakan bahwa kegiatan training kesehatan reproduksi merupakan sebuah kegiatan yang positif dan meningkatkan wawasan. Pernyataan ini juga disampaikan oleh perwakilan SMAN 1 Imogiri dan SMKN 1 Sanden. Harapannya kegiatan serupa dapat diluaskan pada sekolah yang lain sehingga manfaat pelatihan kesehatan reproduksi dan gaya hidup sehat dapat dirasakan oleh seluruh anak SMA. (Penulis: Deskantari Murti Ari Sadewa & Nia Lestari Muqarohmah. Editor: Josephine Diony Nanda)