Menjalani Puasa di Tengah Pandemi Covid-19

FK-KMK UGM. Dunia saat ini sedang berusaha melawan pandemi Covid-19 termasuk Indonesia. Bahkan jumlah kasus positif Covid-19 terus bertambah. Lalu bagaimana menjalani puasa ditengah pandemi Covid-19? #UGMUpdate #DirumahAja kali ini menghadirkan narasumber seorang dokter dan juga penceramah, Dr. dr. Probosuseno, Sp.PD., K-Ger., FINASIM., SE., dosen FK-KMK UGM dan juga Ketua KSM Geriatri RSUP Dr. Sardjito. Diskusi mengenai puasa selama pandemi yang dipandu Riandhika Adityawan ini disiarkan melalui Instagram Live, Facebook Live dan YouTube Live pada Selasa (05/05) pukul 09.00 WIB.
Dalam pemaparannya, dr. Probosuseno mengungkapkan, “Bagi orang yang berpuasa itu tidak ada yang sulit, apapun kondisinya baik ada pandemi atau tidak ada pandemi Covid-19. Tidak ada yang sulit karena telah dibekali Allah dengan dua sifat yang melekat yaitu syukur dan sabar. Disaat nyaman dia bersyukur, disaat ada ujian tetap sabar”.
Menurutnya, puasa selama pandemi Covid-19 prinsipnya tetap puasa menahan diri dari fajar sidik, yaitu datangnya adzan subuh hingga fajar terbenam, yaitu datangnya adzan maghrib. “Diwaktu puasa ini, menahan makan dan minum serta beribadah sejak subuh hingga maghrib akan membawa dampak yang banyak manfaatnya untuk tubuh sebagai raga dan jiwa sebagai pengendali yang di dalamnya terdapat nafsu dan akal. Oleh karena itu puasa itu bermanfaat baik aspek fisik, psikologis, sosial”, ungkapnya.
dr. Probosuseno juga mengungkapkan bahwa dari sisi medis ada lima kelompok manfaat orang berpuasa, baik sisi imun, berat badan, tekanan darah, profil gula darah, kulit, organ-organ tubuh seperti ginjal, kesuburan, dan radikal bebasnya dalam tubuh.
Beliau mengungkapkan bahwa orang kuat berpuasa karena adanya niat. “Apabila ingin tetap produktif beraktivitas di Bulan Ramadhan baik saat pandemi maupun tidak pandemi, maka sahurlah diakhir waktu mendekat adzan dengan tetap berhati-hati mendakati waktu imsak. Kemudian berbuka puasa dengan segera, yaitu dengan mengonsumsi makanan yang mudah diserap oleh tubuh dan juga berbuka dengan yang manis tetapi berenergi seperti misalnya kurma. Sebaiknya berbuka dengan makanan atau minuman yang tidak bersantan karena membutuhkan penyerapan lebih lama. Setelah itu baru dilanjutkan dengan makanan karbohidrat dan gizi seimbang perlahan-lahan”, ungkap Konsultan Geriatri ini.
Selain hal sahur dan berbuka, dalam menjalani puasa sebaiknya juga tetap melakukan aktivitas fisik. Tips olahraga ringan selama berpuasa, yaitu tetap menyesuaikan dengan kondisi dan kesehatan tubuh. Aktivitas fisik ringan diantaranya bertepuk tangan dengan kencang, mengayunkan tangan ke atas dan ke bawah, peregangan tubuh dari kepala hingga kaki, atau berjalan kaki. Lakukan aktivitas fisik yang menyenangkan dan meningkatkan rasa gembira, dan dianjurkan dilakukan 30 menit hingga 1 jam mendekati waktu buka puasa untuk menghindari hipoglikemia.
Dalam diskusi ini, dr. Probosuseno juga menyampaikan, aktivitas yang baik setelah sholat subuh adalah dzikir dan pikir, seperti membaca baik ilmu agama maupun ilmu lainnya. Selain untuk beribadah, tetapi juga membawa manfaat agar tubuh tidak mudah lemas.
#UGMUpdate dengan #DirumahAja, maka turut membantu memutus rantai penyebaran Covid-19. (Vania Elysia/ Reporter)

Berita Terbaru