Meningkatkan Kesehatan Masyarakat melalui Health Promoting University

FK-KMK UGM. Aktivitas fisik, pola makan sehat, kesehatan mental, peningkatan literasi kesehatan merupakan komitmen Universitas Gadjah Mada dalam menerapkan health promoting university (HPU). Ditambah dengan zero toleran pada narkoba, tembakau, alkohol, perundungan, pelecehan dan kekerasan, serta gedung-gedung ramah untuk difabel, seperti yang disampaikan Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D dalam acara Implementasi HPU di Indonesia: Peluang dan Tantangannya.

Menurut WHO, Penyakit Tidak Menular (PTM) dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup, seperti tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, selalu melakukan ukuran (cek tekanan darah), gizi seimbang (makan buah dan sayur), dan beraktivitas fisik. Stroke, penyakit jantung iskemik, dan diabetes adalah penyebab kematian utama di Indonesia.

“Pemerintah sendiri sudah meluncurkan program Posbindu dan kampanye GERMAS dengan tujuan agar masyarakat memikirkan perilaku sehat untuk menghindari PTM,” lanjut Prof. Yayi pada paparannya di Auditorium gedung Pascasarjana Tahir FK-KMK UGM.

Berdasarkan data Riskesda 2013-2018, prevalensi Penyakit Tidak Menular menunjukkan peningkatan. ECC 2014, mencatat sebagian lulusan Fakultas Teknik tidak diterima kerja justru karena tidak lolos seleksi kesehatan, bukan karena tidak lolos tes kognitif dan tidak pintar. Perusahaan membutuhkan calon karyawan yang bisa bekerja dengan jangka waktu cukup lama.

Universitas Gadjah Mada berkomitmen akan menjadi universitas yang sehat dan berbasis promosi kesehatan. Harapannya bisa menjadi pusat rujukan, “dalam arti orang akan melihat universitas dan komunitas disekelilingnya supaya mencapai potensi yang maksimal. Staf dan mahasiswa sehat, kemudian lingkungan sosial dan fisik yang mendukung perilaku sehat,” pungkas Prof. Yayi dalam seminar yang diselenggarakan hari Rabu, 18 September 2019.

Memiliki staf dan mahasiswa yang sehat dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja dan selama studi. “Apabila semua sudah positif termasuk komunitasnya akan menjadi senior citizen yang aktif,” tambahnya. Tahun 2019 ini pengembangan health promoting university, harapannya bersama dengan Universitas Mahidol mengembangkan network, tidak hanya di UGM tetapi juga universitas di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, kemudian di tahun 2021-2022 meluas di seluruh universitas di Indonesia.

Lanjutnya, “HPU menuntut kolaborasi dengan departemen, fakultas dan divisi-divisi supaya kita punya tokoh”. Kampanye ini sebagai salah satu cara meningkatkan kesadaran. “Harapannya apa yang kita kerjakan bisa menulari yang lain,” harap Prof. Yayi.

Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Rizkiyana Sukandhi Putra, M.Kes. menyampaikan poin-poin penting dari potensi HPU sebagai upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat. “Perlu adanya inovasi, memperluas komunitas yang sehat, disrupsi promosi kesehatan, smart approach, mitigasi faktor resiko, pengembangan aplikasi untuk monitor kesehatan keluarga, serta pendekatan genomik untuk pengobatan dan mitigasi resiko,” ujar dr. Rizkiyana.

Sumber daya manusia akan menjadi modal utama kemajuan bangsa didukung dengan pendidikan dan kesehatan yang bermutu. Universitas merupakan salah satu tempat di mana banyak orang, khususnya kelompok usia produktif, menghabiskan waktunya setiap hari. Aktivitas kampus, seperti belajar mengajar, penelitian, pelayanan masyarakat, dsb akan berjalan efektif dan efisien jika didukung dengan kesehatan seluruh masyarakat kampus, baik mahasiswa, tenaga pengajar, maupun staf/karyawan.

“Selaras dengan gerakan masyarakat sehat (GERMAS), HPU dapat diterapkan diseluruh universitas, bahkan sekolah yang ada di Indonesia,” harap Wakil Dekan Bidang Kerjasama, Alumni dan Pengabdian Masyarakat, dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K)., Ph.D. dalam sambutannya membuka sekaligus meluncurkan Buku AUN Kerangka Pengembangan Kampus Sehat. Menurutnya, GERMAS tidak hanya sektor kesehatan saja, tetapi banyak sektor lain yang terkait dengan HPU.

“Kita ingin menjadi ikon dalam tujuh tematik area health promoting university, dimana kita akan mengimplementasikannya,” tutup dr. Mei Neni. (Dian/IRO)