FK-KMK UGM. Penelitian terbaru dari FK-KMK UGM mengungkapkan faktor gaya hidup yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner (PJK) di Indonesia. Studi yang diterbitkan dalam Cardiovascular Prevention and Pharmacotherapy menganalisis kebiasaan hidup pasien PJK dibandingkan dengan individu sehat. Temuan ini menunjukkan bahwa merokok, kurang aktivitas fisik, dan rendahnya konsumsi buah serta sayuran merupakan faktor utama yang memicu risiko PJK.
Penelitian yang mencakup berbagai kelompok masyarakat ini menunjukkan bahwa mereka yang pernah merokok memiliki risiko PJK hingga 4 kali lebih besar dibandingkan yang tidak pernah merokok. Selain itu, orang yang kurang bergerak dan terlalu banyak duduk memiliki kemungkinan 15 kali lipat lebih besar mengalami PJK. Rendahnya konsumsi buah dan sayur juga meningkatkan risiko PJK hingga 5 kali lipat.
Penelitian ini juga mengidentifikasi hubungan erat antara PJK dengan diabetes, hipertensi, dan obesitas sentral. Faktor-faktor tersebut memperburuk kondisi kesehatan jantung, membuat pentingnya untuk berkonsultasi dengan dokter serta menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.
Dengan memprioritaskan perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok, lebih aktif berolahraga, dan meningkatkan konsumsi makanan bergizi, masyarakat dapat mengurangi risiko PJK secara signifikan. Langkah-langkah ini sejalan dengan upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta SDG 4: Pendidikan Berkualitas yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit tidak menular seperti PJK.
Penelitian UGM ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat Indonesia untuk lebih memperhatikan gaya hidup sehari-hari sebagai kunci menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan kualitas hidup. (Kontributor:Redaksi HDSS Sleman & Naufal Farah Azizah/Editor:Sitam/Ilus:AI).