Menghadapi Tantangan Kesehatan Remaja untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

FK-KMK UGM. Pusat Kajian Kesehatan Reproduksi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menyelenggarakan seminar dengan tema “Kesehatan dan kesejahteraan remaja dan anak muda di Indonesia: Peluang dan tantangan untuk pembangunan bangsa” pada Kamis (12/09) di Auditorium Lantai 1 Gedung Pascasarjana, Tahir Foundation FK-KMK UGM. Seminar ini dalam rangka memperingati 30 tahun berdirinya Pusat Kajian Kesehatan Reproduksi.

Prof. Dr. dr. Hera Nirwati, M.Kes, Sp.MK selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan SDM dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini merupakan momentum penting dalam sejarah panjang kontribusi pusat kajian kesehatan reproduksi untuk meningkatkan status kesehatan reproduksi dan populasi di Indonesia selama tiga dekade terakhir.

“Selama perjalanan panjang ini, kita melihat bahwa Pusat Kajian Kesehatan Reproduksi mempunyai peran yang strategis dan terdepan di dalam memajukan penelitian, pendidikan, advokasi dan layanan kesehatan reproduksi di Indonesia serta penguatan kolaborasi dengan berbagai institusi baik di tingkat nasional maupun internasional. Tentu kita patut berbangga dengan kontribusi tersebut,” ujar Prof. Hera.

Narasumber yang diundang dalam seminar adalah Ir. Widjajanti Isdijoso, M.Ec.St. Beliau merupakan direktur The SMERU Research Institute. Pada pemaparannya, beliau memaparkan berbagai tantangan dan peluang kesehatan dan kesejahteraan pemuda di Indonesia. Terlebih Indonesia mempunyai target besar di tahun 2045 menjadi negara maju dan salah satu kekuatan ekonomi di dunia.

Poin-poin yang disampaikan meliputi gambaran umum pemuda di Indonesia, kondisi pembangunan pemuda, serta kebijakan yang diperlukan. “Pembangunan pemuda itu menjadi aspek yang sangat penting. Karena pemuda akan melahirkan generasi masa depan yang nantinya menjadi generasi produktif. Sehingga pembangunan pemuda ini perlu dilihat secara lebih holistik” terang Ir. Widjajanti.

Kondisi pembangunan pemuda saat ini masih belum ideal, hal ini dikarenakan berbagai faktor.  Mulai dari masih lemahnya penguasaan kapasitas psikologi pemuda, masih rendahnya capaian pendidikan, kerentanan pemuda terhadap perilaku berisiko, permasalahan kesehatan fisik dan mental yang cenderung meningkat, belum optimalnya partisipasi ekonomi pemuda, hingga belum optimalnya partisipasi pembangunan pemuda dalam pengambilan kebijakan.

Ir. Widjajanti menegaskan bahwa perlu adanya kebijakan yang optimal untuk mengembangkan potensi dan peran pemuda dalam pembangunan masa depan. Kebijakan dalam layanan pendidikan formal maupun informal, ketersediaan layanan kesehatan fisik dan mental bagi pemuda, hingga adanya pengelolaan pembangunan pemuda yang berjalan sinergis lintas pemangku kebijakan.

Kegiatan seminar yang dilaksanakan oleh Pusat Kajian Kesehatan Reproduksi yang diikuti secara umum oleh mahasiswa, tenaga pengajar, dan tamu undangan, ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam membangun generasi bangsa. Hal ini sejalan dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 8: Pekerjaan Layan dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Humas/Sitam).

Berita Terbaru