Mengenal Varian Omicron, Tindakan Pencegahan dan Mitigasinya

FK-KMK UGM. Pandemi Covid-19 saat ini belum juga usai, beberapa varian baru terus menyebar di seluruh dunia. Setelah varian delta yang menyebabkan lonjakan kasus beberapa bulan lalu, saat ini muncul kembali varian yang kabarnya lebih mudah menular yaitu varian omicron.

Dalam rangka menghadapi situasi dan kondisi kekhawatiran di masyarakat terhadap virus baru ini, Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) menyelenggarakan acara Kagama Health Talk yang ketiga dengan tema “Mengenal Varian Omicron, Tindakan Pencegahan dan Mitigasinya”, Minggu. (9/1)

“Acara ini merupakan salah satu cara keluarga alumni Universitas Gadjah Mada untuk mengedukasi masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan. Tema yang diambil kali ini sangat aktual dan menjadi bagian dari kekhawatiran banyak orang bukan hanya di Indonesia tetapi juga diseluruh dunia. Dengan adanya varian baru yang muncul ini, menjadi kewajiban bagi kita semua untuk terus mengedukasi masyarakat”, ungkap AAGN Ari Dwipayana selaku sekjen PP KAGAMA.

Beliau juga menekankan bawah cara terbaik untuk menghadapi situasi ini adalah bukan dengan  mencemaskan melainkan mengenal, megetahui dan mempelajari varian baru ini agar menjadi lebih waspada”, ungkapnya.

KAGAMA akan terus untuk ikut berkontribusi dalam mendapatkan pemikiran-pemikiran terkait isu terkini dan juga advokasi kebijakan sebagai cara kita melawan varian baru dan cara menghadapi situasi kedepan.

Pada webinar kali ini, materi disampaikan secara urut oleh beberapa narasumber ahli di bidangnya mulai dari mengenal terlebih dahulu seperti apa varian omicron ini, kemudian setelah mengenali virusnya seperti apa cara pencegahannya, lalu menentukan strategi mitigasinya dalam artian bagaimana cara mengurasi risiko sehingga kejadian-kejadian punjak gelombang pandemi tidak terulangi.

Salah satu moderator dalam acara ini, dr. Maria Silvia Merry, M.Sc, juga menjelaskan bahwa mitigasi merupakan salah satu kemampuan meningkatkan pengetahuan yang berhubungan dengan apa yang akan kita hadapi.

Banyak gossip yang mengatakan bahwa varian omicron ini adalah varian delta yang muncul mirip dengan varian HIV, hal tersebut tidak dibenarkan oleh dr. Muhammad Saifudin Hakim, M.Sc, Ph.D,  karena varian omicron ini muncul dari reverse varian genetic dalam artian setelah manusia tersebut terinfeksi kemudian menginfeksi hewan dan kembali lagi ke manusia.

“Fakta menarik dari varian ini adalah bermutasi secara cepat karena hanya membutuhkan waktu 25 hari sudah bisa menjadi varian yang dominan,” Ungkap dosen dari departemen Mikrobiologi FK-KMK UGM ini .

Narasumber selanjutnya, dr. Gunadi, Ph.D., Sp.BA selaku Ketua Pojka Genetik, President InaSHG dan president Elect ALMI membawakan materi dengan tema “Update: dampak varian omicron terhadap penyebaran, diagnosis, keparahan dan vaksinasi COVID-19”.

Dokter Gunadi menyampaikan kesimpulan dari beberapa penelitian mengatakan bahwa tingkat penularan antar keluarga yang sudah kontak erat dengan pasien omicron menjadi dua kali lebih cepat. Salah satu penyebabnya karena transmisi dan genome yang terdapat pada virus omicron lebih banyak memiliki protein virus di RNA-nya.

Selain itu, dr. Riris Andono Achmad, MPH, PhD., seorang Epidemiologist FK-KMK UGM mengatakan bahwa dampak dari omicron adalah anak-anak menjadi lebih berisiko karena penularannya jauh lebih tinggi sehingga kebutuhan hospitalisasi bisa sama tingginya. Sedangkan, tingginya transmisi meningkatkan peluang munculnya varian baru.

Dokter yang akrab disapa dr. Doni ini juga memprediksi arah pandemi kedepan adalah mutasi menjadi mekanisme evolusi virus dan difasilitasi oleh tingkat penularan, padahal tingkat penularan dipengaruhi oleh cakupan vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan.

“Koordinasi dan keadilan secara global menjadi salah satu kunci keberhasilan melawan pandemi di kemudian hari”, tambah-nya.

Di akhir sesi, Gubernur Jawa Tengah sekaligus ketua PP KAGAMA mengatakan bahwa saat ini masyarakat masih harus mempercayai dan menunggu rekomendasi dari para pakar.

“Tugas pemerintah saat ini adalah mengamplifikasi apa yang telah disampaikan oleh para narasumber sebagai dasar pengambil kebijakan di masyarakat agar setelah itu pemerintah dapat mempersiapkan segala kebutuhan yang dimiliki”, ungkap Pak Ganjar. (Yuga/Reporter)

Selengkapnya bisa dilihat di: https://www.youtube.com/watch?v=1caNJvmui2I&t=9652s