Mengenal Tindakan Pengurangan Resiko Bencana

FK-KMK UGM. Suatu kejadian besar yang tidak bisa diselesaikan sendiri oleh suatu wilayah bisa dikategorikan sebagai bencana. Selain bencana alam, pandemi Covid-19, hepatitis akut, dan kejadian sosial juga termasuk sebagai bencana karena skalanya besar dan wilayah yang terjangkit membutuhkan bantuan untuk mengatasinya.

Penjelasan ini disampaikan oleh Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid dari Divisi Manajemen Bencana Kesehatan FK-KMK UGM dalam Bincang Sehat RAISA berjudul “Bencana: Bagaimana Menghadapinya?” pada Senin (12/12).

Setiap bencana memiliki karakteristiknya masing-masing tergantung penyebab kejadian, wilayah, besarnya bencana, jangka waktu kejadian, serta akses ke tempat kejadian. “Indonesia berada di tengah-tengah lempeng tektonik, jadi bencana memang tak terhindarkan. Namun ada beberapa bencana yang bisa dikurangi resikonya,” jelas Gde.

Menurut Gde, pengurangan resiko bencana dapat dilakukan dengan 4S, yaitu system, staff, structure, dan stuff. Sistem adalah hal-hal yang harus dipahami seseorang terkait terjadinya suatu bencana. Staf merupakan pemahaman peran masing-masing individu saat terjadi bencana, misalnya peran usia produktif yang harus mendahulukan penyelamatan terhadap anak-anak dan lansia. Selanjutnya, struktur merupakan bangunan/rumah tempat kita berada saat terjadi bencana. Setiap individu harus paham bagaimana menyelamatkan diri ketika sedang berada di dalam gedung/rumah. Terakhir adalah stuff yang terwujud dalam tas siaga bencana. Tas ini harus dimiliki setiap individu dan disiapkan jauh-jauh hari meski belum ada informasi bencana. Isi tas ini adalah kebutuhan primer masing-masing individu seperti pakaian dalam, obat-obatan, sabun, dan kebutuhan lain yang dibutuhkan saat terjadi bencana.

Gde juga menjelaskan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan diri dari salah satu bencana, yaitu gempa. “Sebisa mungkin segera cari pintu darurat untuk keluar gedung. Jika posisi tidak memungkinkan untuk keluar, cari sesuatu yang bisa melindungi bagian kepala dari reruntuhan, misalnya meja,” jelasnya. (Nirwana/Reporter)

Berita Terbaru