FK-KMK UGM. Center for Bioethics and Medical Humanities (CBMH) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM kembali melaksanakan Raboan Research and Perspective Sharing dengan tema Bioethical Aspects Involvement in End of Life Care pada Rabu (13/9) melalui zoom meeting.
Perawatan paliatif adalah perawatan pada seorang pasien dan keluarganya yang memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan cara memaksimalkan kualitas hidup pasien serta mengurangi gejala yang mengganggu, dengan memperhatikan aspek psikologis dan spiritual pasien maupun keluarga. Perawatan ini juga menyediakan sistem pendukung untuk menolong keluarga pasien dalam menghadapi kematian dari anggota keluarga yang dicintai sampai dengan masa berkabung.
Paparan tersebut disampaikan oleh Ns. Wahyu Dewi Sulistyarini, M.SN., C.PS., Dipl. IBSTAA dari Pusat Kajian Bioetika dan Humaniora Kedokteran UGM. Terdapat beberapa tujuan yang berusaha diraih dalam perawatan paliatif, yaitu mencegah dan meringankan penderitaan semaksimal mungkin dengan tetap menghormati keinginan pasien, memaksimalkan kualitas hidup pasien, dan menyediakan kenyamanan hingga akhir hayatnya.
“Jika tujuan dalam perawatan paliatif tersebut terwujud, maka pasien bisa mendapatkan good death. Memahami good death yang tepat adalah poin dalam perawatan paliatif. Pemahaman good death menurut dokter, pasien, dan anggota keluarga berbeda-beda dan keinginan pasien adalah prioritas,” jelas Ririn. Ada 5 domain dalam good death, yaitu comfort, life meaning, life competition, death preparation, dan support from others.
Konsep ini sangat relevan dengan tujuan Pembangunan berkelanjutan, khusunya tujuan 3 yaitu kesehatan dan kesejahteraan yang baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn, rasa sakit terbesar yang dirasakan olen pasien dengan penyakit mengancam jiwa justru bukan rasa sakit dari penyakit itu sendiri. Menurut mereka, rasa sakit yang menyerang psikis sebagai akibat dari kondisi pasien lebih menyakitkan. Tidak heran bahwa banyak pasien yang kondisinya memburuk karena stress.
Oleh karena itu, keinginan pasien yang sebenar-benarnya adalah hal yang harus diprioritaskan. Keinginan dokter maupun anggota keluarga belum tentu menjadi keinginan terbesar dari pasien. “Keinginan pasien yang terwujud akan membantu pasien mewujudkan good death,” ungkap Ririn.
Dengan memprioritaskan keinginan pasien dan menyediakan perawatan yang holistik, perawatan paliatif memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan-tujuan SDGs, terutama dalam meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan martabat manusia di masa-masa akhir hidup. (Nirwana/Reporter. Editor: Lia Rahmawati)