FK-KMK UGM. Infertilitas merupakan kondisi di mana pasangan yang sudah berumah tangga, aktif melakukan hubungan seksual, dan tidak menggunakan alat kontrasepsi, namun belum mendapatkan momongan dalam kurun waktu 1 tahun. Paparan ini disampaikan oleh dr. Shofwal Widad, Sp.OG(K)-FER dalam Bincang Sehat RAISA Radio Sehat Indonesia pada Senin (7/11).
WHO memberi anjuran, meski batas waktu yang dijelaskan dalam definisi sebelumnya adalah 1 tahun, namun pasangan suami istri sebaiknya memeriksakan diri mulai sejak 6 bulan belum mendapatkan momongan. “Bagi wanita yang belum menikah, jika mengalami kondisi haid tidak teratur dan nyeri saat menstruasi tidak kunjung sembuh juga dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter,” tambahnya.
dr. Shofwal menjelaskan bahwa penanganan infertilitas harus dilakukan kepada suami dan istri, bukan suami saja atau istri saja. “Sebelum melakukan pemeriksaan, dokter akan menjelaskan bahwa infertilitas tidak hanya ada pada pihak wanita seperti stereotip yang menyebar di masyarakat,” paparnya.
Penyebab infertilitas pada pria biasanya adalah kelainan sperma. Sedangkan penyebab infertilitas pada wanita adalah gangguan perkembangan sel telur dan gangguan saluran telur (tersumbat).
Menurut paparan dr. Shofwal, faktor risiko infertilitas antara lain gaya hidup tidak sehat, kebiasaan merokok, kurang aktivitas fisik, serta obesitas. “Kebiasaan merokok dapat mengurangi kualitas sperma pada pria,” jelasnya.
Dalam akhir sesi, dr. Shofwal menganjurkan bahwa pria dan wanita membuat perencanaan yang baik dalam membangun rumah tangga. Memiliki banyak cita-cita yang ingin diwujudkan bukan hal yang dilarang, tapi kita juga harus mengingat bahwa umur tidak hanya sekadar angka. Infertilitas akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. (Nirwana/Reporter)