Mengatasi Tantangan Resistensi Mikroba Melalui Pendekatan One Health

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menyelenggarakan 12th UGM Public Health Symposium dengan tema “One Health Approach: Addressing Challenges in Microbial Resistance.” pada Kamis (13/06). Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk akademisi, peneliti, praktisi kesehatan, dan mahasiswa, serta menghadirkan pembicara dari berbagai negara.

Salah satu pembicara utama, Prof. dr. Tri Wibawa, PhD., Sp.MK(K), dari Departemen Mikrobiologi FK-KMK UGM, memberikan paparan tentang implementasi pendekatan One Health di Indonesia, menguraikan tantangan dan prospek dalam menghadapi resistensi mikroba. Kegiatan ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas.

Dalam presentasinya yang berjudul “Implementation of One Health Approach in Indonesia: Challenges and Prospective,” Prof. dr. Tri Wibawa menyoroti pentingnya pendekatan One Health, yang mengintegrasikan aspek kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan untuk menghadapi ancaman kesehatan global, termasuk resistensi mikroba. Pendekatan ini menjadi sangat relevan mengingat tingginya interaksi antara manusia, hewan, dan lingkungan yang dapat memicu penyebaran mikroba resisten.

Selain Prof. dr. Tri Wibawa, simposium ini juga menghadirkan pembicara internasional seperti Prof. Hiroshi Sato dari Yamaguchi University, Jepang; Dr. Ahmed Abd El Wahid dari Leipzig University, Jerman; dan Prof. Roger Frutos dari Montpellier University, Prancis. Mereka berbagi pandangan dan pengalaman terkait pengelolaan resistensi mikroba di berbagai negara, memberikan perspektif global terhadap masalah ini.

Prof. dr. Tri juga membahas berbagai strategi yang telah dan akan diterapkan di Indonesia untuk menangani resistensi mikroba. Salah satu strategi utama adalah memperkuat kerjasama antar disiplin ilmu dan sektor, termasuk pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat, untuk meningkatkan efektivitas penanganan. Kolaborasi ini penting dalam penelitian, pengembangan kebijakan, dan implementasi program yang terintegrasi.

Simposium ini merupakan platform penting untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta mendorong diskusi yang konstruktif mengenai langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mengatasi resistensi mikroba. Acara ini tidak hanya memperkaya wawasan para peserta, tetapi juga memperkuat jaringan kerja sama internasional dalam upaya mengatasi tantangan global ini. Kolaborasi ini selaras dengan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Dengan diadakannya 12th UGM Public Health Symposium, diharapkan semakin banyak kolaborasi riset dan aksi nyata yang dapat dilakukan untuk menghadapi resistensi mikroba. Ini sejalan dengan upaya mencapai SDGs, khususnya dalam mendukung kesehatan yang baik dan kesejahteraan, meningkatkan kualitas pendidikan di bidang kesehatan, dan memperkuat kemitraan global. (Penulis: Dian A & Ayu R/Editor:Sitam).