FK-KMK UGM. Perpustakaan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM menyelenggarakan Talkshow Kesehatan Mental Remaja pada Rabu (6/12) di Ruang Teater lantai 2 Perpustakaan FK-KMK UGM. Talkshow ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kesehatan mental remaja perlu diperhatikan.
Remaja adalah siapa saja yang berada pada rentang usia 12 hingga 21 tahun. Rentang usia tersebut kemudian dibagi lagi menjadi remaja awal (12-15), remaja (15-18), dan remaja akhir (18-21). Remaja menjadi kelompok usia yang perlu mendapat perhatian karena pada usia tersebut mulai muncul beberapa persoalan seperti identitas, kebingungan peran, pengelolaan emosi, dan lain sebagainya yang dapat berpengaruh pada kondisi mental mereka.
Menurut Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D dari Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FK-KMK UGM, kendala utama masalah kesehatan mental remaja adalah peran orangtua yang semakin berkurang karena kesibukannya. Hal tersebut semakin parah dengan penggunaan teknologi yang kurang terkontrol. Remaja bisa menggunakan media sosial dengan bebas tanpa pengawasan orangtua.
Prof. Yayi menyampaikan beberapa perilaku berisiko pada remaja yang diakibatkan oleh kondisi tersebut, antara lain kekerasan, merokok dan penggunaan obat-obatan terlarang, seks bebas, diet yang tidak aman, serta kurangnya aktivitas fisik. Langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah melakukan beberapa tindakan preventif, seperti memungkinkan perempuan dan laki-laki untuk menjadi ibu dan ayah yang berpendidikan, melindungi anak-anak dari trauma, mendidik remaja untuk memahami dan mengelola emosi mereka, mendukung orang dewasa yang mengalami stres di tempat kerja, mengurangi kesepian bagi orang lanjut usia, membangun hubungan dalam komunitas, mengakui dan merawat orang-orang yang memiliki pikiran untuk bunuh diri, serta memberdayakan orang untuk memulihkan manajemen diri.
Hadir pula dr. Afkar Aulia, MSc, Sp.KJ dari Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FK-KMK UGM memberikan paparan mengenai kesehatan jiwa remaja. Menurut World Health Organization, sehat jiwa adalah kondisi kesejahteraan jiwa di mana Individu dapat melakukan sesuai kemampuannya, mengatasi stress sehari-hari, bekerja (belajar) produktif dan menghasilkan, dan bisa berkontribusi pada komunitas.
Sebagian besar teori sepakat bahwa semakin muda terdapat gangguan dalam perkembangan mental, dampak yang dihasilkan semakin besar. “Stres pada bayi mungkin akan mengakibatkan gangguan jiwa berat,” ungkap dr. Afkar.
Menurut dr. Afkar tedapat beberapa masalah kesehatan jiwa yang banyak terjadi pada remaja, antara lain gangguan kecemasan, depresi mayor, kenakalan remaja, gangguan stres pasca trauma (PTSD), dan lain sebagainya. Untuk menangani masalah kesehatan jiwa tersebut, dr. Afkar memberikan beberapa rekomendasi, yaitu mencurahkan emosi pada seni ekspresif, mencari bantuan ketika membutuhkan, mengatasi masalah dengan mencari informasi yang bisa dijadikan solusi, menuliskan apa yang dirasakan, serta besyukur dan berbuat baik.
Orangtua sebagai orang dewasa yang paling dekat dengan remaja disarankan untuk mencari pengetahuan sebanyak mungkin dalam mengatasi anak yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. Ajak anak untuk berbagi cerita mengenai apa yang ia rasakan, jangan buru-buru berkomentar. “Dengan begitu, anak akan merasa ada orang lain yang memahami apa yang ia rasakan,” tambah dr. Afkar. (Nirwana/Reporter)