FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menyelenggarakan sesi paralel bertema “Investasi di Kesehatan Mental” sebagai bagian dari rangkaian forum internasional yang membahas transformasi sistem kesehatan global. Kegiatan ini menghadirkan perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta para praktisi kesehatan lintas negara untuk membahas strategi penguatan layanan kesehatan mental yang lebih inklusif dan terintegrasi.
Diskusi dimulai dengan pengantar dari tim WHO, yang menyoroti pentingnya layanan kesehatan mental yang equitable dan mampu beradaptasi dengan dinamika global seperti pandemi, perubahan iklim, dan transisi demografis. Para panelis membahas bahwa untuk mencapai sistem yang inklusif, layanan kesehatan mental tidak cukup hanya tersedia di tingkat rujukan, tetapi juga harus dapat diakses hingga ke tingkat layanan primer dan individu.
Salah satu poin penting yang mengemuka dalam diskusi adalah kebutuhan untuk mendesain sistem layanan kesehatan mental berdasarkan kebutuhan nyata para penyintas dan keluarganya. Pendekatan ini dinilai dapat menghasilkan layanan yang lebih responsif dan berorientasi pada kebutuhan komunitas, sekaligus mengurangi stigma terhadap isu gangguan kesehatan mental.
Selain aspek desain dan pendekatan layanan, diskusi juga menyoroti tantangan utama dalam pembiayaan. Para pembicara mencatat bahwa meskipun cakupan kesehatan semesta (UHC) menjadi agenda utama dalam reformasi sistem kesehatan, layanan kesehatan mental sering kali terabaikan dalam hal anggaran. Minimnya alokasi dana ini diperparah oleh sulitnya mengukur dampak investasi preventif dan promotif di bidang kesehatan jiwa, terutama karena kondisi mental seringkali tidak teridentifikasi secara dini dan baru terlihat pada fase gangguan berat seperti ODGJ atau rawat inap.
Sesi ini menegaskan pentingnya integrasi layanan kesehatan mental dalam sistem kesehatan nasional serta perlunya advokasi kebijakan yang mendukung peningkatan anggaran dan perhatian terhadap isu ini. Keterlibatan lintas sektor dan suara para penyintas menjadi krusial dalam upaya mendesain sistem yang tanggap dan inklusif.
Melalui diskusi ini, FK-KMK UGM berkontribusi aktif dalam mendorong transformasi sistem kesehatan yang responsif terhadap kesehatan mental, serta memperkuat komitmen terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kolaborasi global lintas sektor dalam peningkatan layanan kesehatan mental yang adil dan terjangkau. (Kontributor: Shita Dewi).