Menakar Perkembangan AHS UGM 2019

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM pada Jumat (26/7) lalu menyelenggarakan ‘Workshop Monitoring dan Evaluasi Implementasi AHS UGM: Capaian, Tantangan dan Solusi’ bertempat di Auditorium Gedung Pascasarjana Tahir. Workshop yang bertujuan untuk melaporkan perkembangan Academic Health System UGM selama satu semester tersebut mengundang beberapa narasumber perwakilan dari Komite Bersama Nasional AHS, Dinas Kesehatan DIY dan Jawa-Tengah hingga pimpinan rumah sakit pendidikan terkait.

Mengawali jalannya acara, Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D menyebutkan bahwa Universitas Gadjah Mada (UGM) akan senantiasa mendukung pengembangan sistem AHS agar betul-betul kuat dan dapat berkontribusi bagi perbaikan kesehatan di Indonesia. “Di dalam angan-angan, UGM membayangkan bahwa AHS akan berkontribusi dalam pertumbuhan bangsa kita untuk menjadi bangsa yang mandiri, berdaulat, dan maju,” ungkapya. Drg. Ika juga berharap melalui forum ini AHS UGM akan mendapatkan arahan dan masukan dari para stakeholder di tingkat pusat dalam menghadapi kendala implementrasi.

Selanjutnya, Prof. Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M (K) yang mewakili Komite Bersama Nasional AHS menyampaikan beberapa tujuan dari agenda monitoring dan evaluasi tersebut, diantaranya: pertama, menakar ketercapaian target yang telah disepakati dalam monev periode sebelumnya; kedua, memberikan solusi alternative terhadap kendala implementasi; ketiga, melakukan koordinasi dengan berbagai pimpinan institusi; keempat, melaporkan perkembangan secara berkala kepada menteri. Di hadapan para hadirin, Prof. Ratna mengungkapkan jika ketercapaian target AHS UGM sangat membutuhkan dukungan dari pihak rektorat, “Pengampu kebijakan di tingkat universitas perlu menempatkan AHS sebagai salah satu target yang ingin dicapai juga oleh pihak rektorat”.

Prof. Ratna menambahkan Komite Bersama Nasional AHS juga akan meninjau progress rumah sakit pendidikan terkait. “Selain memastikan  bahwasanya AHS masuk dalam renstra rumah sakit, kami ingin melihat bagaimana langkah rumah sakit dalam menetapkan indicator dan target untuk interprofessional practice collaboration,” tuturnya. “Rumah sakit yang tergabung dalam jejaring AHS juga diharapkan menjadi wahana bagi implementasi program pendidikan Dokter Layanan Primer,” imbuhnya. Menurutnya, kehadiran dokter layanan primer saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk menangani masalah kesehatan di masing-masing wilayah secara tailor-made. (Alfi/Reporter)