FK-KMK UGM. Layanan primer adalah pelayanan di mana kontak pertama pasien dengan professional kesehatan terjadi di komunitas tertentu. Sehingga perlu dilengkapinya sarana dan prasarana di layanan primer. Tidak hanya mengobati, tenaga kesehatan di layanan primer juga menjadi advokat di bidang kesehatan bagi pasien, mendampingi pasien di kala sehat maupun sakit, dengan cara mengutamakan pencegahan sesuai kelompok usia. Memberikan dukungan dengan memberdayakan pasien, melalui ketrampilan pendekatan kepada pasien, keluarga pasien, dan kominitasnya adalah hal yang utama.
Pemerhati Pendidikan Kedokteran dan Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan webinar seri 1 dengan tema “Penguatan Layanan Primer” secara daring melalui platform Zoom, Kamis (10/6).
Webinar yang dimoderatori oleh Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U (K) ini menghadirkan narasumber-narasumber yang luar biasa diantaranya: Dr. Sugito Wonodirekso, MS., PHK., PKK., Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI); dr. Putu Moda Arsana, Sp.PD-KEMD., FINASIM., Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI); drg. Saraswati, MPH., Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan RI; dr. Mustakim, Sp.DLP., M.Kes., Ketua Umum Perhimpunan Dokter Puskesmas Indonesia (PDPKMI); dan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., AAK., Direktur Utama BPJS Kesehatan.
Dr. Sugito menegaskan bahwa primary, personal, comprehensive, dan continue sebagai pokok tata kerja seorang dokter layanan primer. “Saat ini layanan primer di negara manapun sudah menjadi primadona, maka layanan primer ini harus diperkuat dan didukung oleh segala macam sektor,” tegasnya.
Dokter keluarga menerapkan five level of prevention dalam pelayanan kesehatan. “Dimulai dari promotive yaitu menyehatkan orang supaya lebih sehat, kemudian preventive yaitu mencegah supaya tidak sakit,” jelas dr. Sugito.
“Preventive ini juga ada macam-macamnya. Pertama bisa dengan mencegah jangan sakit, kalau sakit segera didiagnosis agar bisa diberikan obat yang tepat sehingga tidak menjadi parah. Kemudian kalau sudah sakit dan harus ke rumah sakit, kita upayakan supaya jangan sampai terjadi kecacatan. Tetapi jika terjadi kecacatan, kita harus mampu membina kemampuan pasien untuk tetap survive. Jadi kita harus mempelajari five level of prevention dari leavell and clark karena mempunyai dasar pelayanan yang comprehensive dan continue. Continue ini luar biasa karena melayani mulai dari pembuahan sampai liang kubur. Sehingga itu yang harus dilakukan oleh dokter keluarga bekerjasama dengan berbagai stakeholder,” imbuhya.
Diskusi yang berlangsung selama dua jam ini sangat interaktif dan juga dihadiri oleh kurang lebih 500 peserta dari berbagai kalangan. (Arif AR/Reporter)