FK-KMK UGM. Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman berkontribusi dalam pemanfaatan data sekunder untuk penelitian terkait stroke. Penelitian ini dilakukan oleh Dr. dr. Ismail Setyopranoto, Sp.S(K) bersama tim. Studi analisis sekunder yang dikumpulkan sejak tahun 2016, mencakup spektrum demografi dan strata sosial ekonomi yang luas di Kabupaten Sleman.
Sebanyak 13.605 individu berusia 20 tahun ke atas diikutsertakan, memberikan gambaran lengkap tentang profil kesehatan masyarakat. Khususnya, di antara 4.884 subjek dengan data yang tersedia tentang faktor risiko stroke, prevalensi stroke secara keseluruhan mencapai 1,4%, yang menggarisbawahi beban signifikan penyakit tidak menular ini di wilayah tersebut.
Stroke menjadi penyebab utama kematian dan disabilitas di seluruh dunia, terus-menerus menjadi tantangan kesehatan, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, para peneliti telah menggali lebih dalam untuk mengungkap prevalensi dan faktor risiko yang terkait dengan kondisi yang melemahkan ini. Temuan mereka menawarkan wawasan penting yang dapat membuka jalan bagi intervensi yang efektif dan meningkatkan kesejahteraan individu. Penelitian ini sejalan dengan SD 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan SDG 4: Pendidikan Berkualitas.
Seiring bertambahnya usia, prevalensi stroke juga meningkat, mengikuti tren global yang diamati pada populasi yang menua. Hipertensi ditemukan sebagai musuh faktor risiko yang kuat, dengan individu yang melaporkan riwayat kondisi ini menunjukkan peningkatan risiko stroke yang mengejutkan sebesar 8,37 kali lipat. Demikian pula, diabetes mellitus muncul sebagai faktor pendukung yang kuat, memperkuat kemungkinan stroke sebesar 2,87 kali. Temuan ini menjelaskan hubungan yang saling terkait antara penyakit kronis dan stroke, mendesak tindakan proaktif untuk menekan prevalensi mereka dan mengurangi risiko terkait.
Di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan memegang peranan tertinggi, menawarkan perisai yang tangguh terhadap serangan penyakit. Dengan meningkatkan kesadaran dan mendorong perubahan gaya hidup, seperti diet sehat dan pengelolaan hipertensi dan diabetes yang baik, masyarakat dapat melindungi diri mereka sendiri dari serangan stroke. Memberdayakan individu dengan pengetahuan dan akses ke layanan kesehatan penting merupakan langkah penting untuk mencegah kejadian stroke. Penelitian yang melibatkan masyarakat juga selaras dengan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Dengan memanfaatkan kekuatan penelitian berbasis masyarakat dan memanfaatkan wawasan untuk mendorong intervensi berbasis bukti, kita semakin dekat menuju realisasi TPB 3, memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang usia atau keadaan, dapat berkembang di dunia di mana kesehatan adalah hak universal. (Kontributor:Naufal Farah Azizah & Septi Kurnia Lestari/Editor:Sitam. Illus:AI)