FK-KMK UGM. Departemen Dermatologi dan Venereologi bekerja sama dengan Magister Ilmu Biomedik dan Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan kuliah tamu Visiting Professor. Acara ini diadakan secara bauran dengan kuliah luring diadakan di Ruang Home Theater Perpustakaan FK-KMK UGM Lt. 2 pada Kamis (05/06).
Kuliah tamu ini menghadirkan dr. Widya Wasityastuti, M.Sc., M.Med.Ed., Ph.D dari Departemen Fisiologi FK-KMK UGM, dr. Flandiana Yogianti, Ph.D., Sp.DVE, Subsp. DKE dari Departemen Dermatologi dan Venereologi, dan Prof. Maurice van Steensel, M.D., Ph.D dari Nanyang Technology University. Dengan tajuk “Biomolecular Dermatology and Skincare”.
dr. Widya Wasityastuti menjelaskan mengenai mekanisme mikrobioma dalam mempengaruhi kondisi kulit dengan presentasi berjudul Unveiling the Complexities of Skin Health – The Roles of Microbiome and Epigenetics in Dermatology. Mikrobioma banyak berinteraksi dengan komponen-komponen barier yang ada di kulit dan mempengaruhi fisiologi kulit. Interaksi tersebut dapat menghasilkan metabolit yang dapat meningkatkan proteksi fisik yang ada pada kulit.
Meski begitu, seringkali ada situasi dimana terjadi ketidakseimbangan komposisi bakteri yang berisiko meningkatkan potensi inflammatory skin disease seperti adanya infeksi Staphylococcus aureus. Tak hanya itu, dr. Widya mengungkapkan bahwa epigenetik mempengaruhi kondisi tubuh dan kulit. “Epigenetik juga mempengaruhi kondisi dan situasi pada kulit kita. Pengaruh ini dapat dipicu oleh pola konsumsi, faktor lingkungan, hingga aktivitas kita yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit hingga di tingkat DNA,” jelas dr. Widya.
Sementara itu, dr. Flandiana Yogianti membahas mengenai teknik-teknik molekuler untuk diagnosis kondisi kulit tertentu dan terapi molekuler untuk penanganan gangguan kulit dengan presentasi berjudul Advances Molecular Approaches to Understanding and Treating Skin Diseases. “Pemeriksaan molekuler yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan genomik DNA, mRNA, ncRNA, dan protein,” jelas dr. Flandiana. dr. Flandiana juga mengungkapkan pentingnya pendekatan multidisipliner dan terapi nanopartikel untuk mengatasi permasalahan kulit.
Prof. Maurice van Steensel, M.D., Ph.D membahas mengenai masa depan dermatologi molekuler dengan presentasi berjudul Future Directions in Molecular Dermatology – Emerging Technology and Trends. Prof. Maurice mengungkapkan pentingnya mempertimbangkan kompleksitas dari tubuh manusia terutama kulit dalam proses pengembangan teknologi molekuler di bidang dermatologi. “Apabila kita hendak mengembangkan model kulit di laboratorium, kita harus mempertimbangkan kompleksitas dari model organik kulit tersebut,” jelas Prof. Maurice.
Kegiatan kuliah tamu ini merupakan bagian dari kunjungan Prof. Maurice ke FK-KMK UGM dan bertujuan untuk memberikan wawasan dan pemahaman mendalam mengenai perkembangan terbaru di bidang dermatologi molekuler. Tak hanya itu, kegiatan ini menegaskan komitmen terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan memajukan kesehatan dan kesejahteraan (SDG 3) melalui riset dan inovasi dalam dermatologi, meningkatkan pendidikan berkualitas (SDG 4) melalui pertukaran pengetahuan antara akademisi dan praktisi, serta memperkuat kemitraan untuk tujuan (SDG 17) dengan mempererat hubungan internasional dan lokal untuk mendukung inovasi dan pencapaian SDGs (Fauziah).