Melawan Kanker Serviks: Upaya Departemen Obgin FK-KMK UGM dalam Penanganan Lesi Prakanker

FK-KMK UGM. Kanker serviks adalah kanker terbanyak kedua yang menyerang perempuan di Indonesia, dengan jumlah kasus baru mencapai 36.633 per tahun dan sekitar 50% di antaranya berakhir dengan kematian. Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) sebagai upaya percepatan eliminasi kanker serviks. RAN ini terdiri dari empat pilar: pemberian layanan, edukasi, pelatihan dan penyuluhan, fasilitator kemajuan, serta tata layanan dan koordinasi.

Pilar pertama, yang meliputi imunisasi, skrining, dan tatalaksana, menjadi prioritas utama dalam mencapai eliminasi kanker serviks. Dalam rangka mendukung upaya ini, Departemen Obstetri dan Ginekologi (Obgin) FK-KMK UGM mengadakan pelatihan keterampilan (skills camp) selama dua hari, pada 8-9 Agustus 2024. Pelatihan ini diikuti oleh mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) semester IV dan V.

Seluruh staf Divisi Onkologi Ginekologi FK-KMK UGM menjadi pelatih dalam acara ini. Salah satu pengajar, Dr. dr. Moh Nailul Fahmi, SpOG, Subsp. Onk, menekankan pentingnya deteksi dini dan manajemen lesi prakanker. Menurutnya, “Kanker serviks yang terdeteksi pada tahap awal memiliki peluang kesembuhan yang lebih tinggi. Melalui skills camp ini, kami berharap keterampilan mahasiswa PPDS dalam mendiagnosis dan mengelola lesi prakanker akan meningkat.”

Selama pelatihan, peserta diajarkan berbagai metode skrining dan diagnosis, seperti tes HPV DNA, pap smear, IVA, co-testing, dan kolposkopi. Selain itu, mereka juga belajar teknik manajemen lesi prakanker, seperti ablasi, krioterapi, LEEP, dan konisasi. Pelatihan dimulai dengan pretest, diakhiri dengan posttest, dan diikuti ujian Objective Structured Clinical Exam (OSCE) untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan peserta.

Dr. Fahmi juga menambahkan bahwa Departemen Obgin FK-KMK UGM berkomitmen untuk terus meningkatkan keterampilan mahasiswa secara berkelanjutan. Harapannya, para mahasiswa dapat mengaplikasikan keterampilan yang diperoleh dalam praktik klinis, sehingga pasien dengan risiko kanker serviks dapat dideteksi dan ditangani lebih awal.

Acara ini juga merupakan bagian dari komitmen Departemen Obgin terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3 tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas, SDG 5 tentang Kesertaraan Gender, serta SDG 10 tentang Berkurangnya Kesenjangan. (Penulis: dr. Nisa Utami Ika Permatasari. Editor: Dr. dr. Moh Nailul Fahmi, SpOG, Subsp. Onk. dan Dian/Humas)

Berita Terbaru