Manfaat Sinergi Kapsul Ekstrak Kunyit dan Akupresur dalam Mengatasi Gejala Osteoartritis pada Lanjut Usia

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) kembali meluluskan mahasiswa S3 dengan predikat cumlaude. Srinalesti Mahanani, S.Kep., Ns., M.Kep. mempresentasikan disertasi dengan judul “Pengaruh Kombinasi Kapsul Ekstrak Kunyit dengan Akupresur Terhadap Marker Inflamasi, Endorfin dan Kualitas Hidup Lanjut Usia dengan Osteoartritis Genu” pada Senin (09/09) di Auditorium Gedung Tahir Foundation lantai 8 Sayap Utara.

Salah satu tantangan kesehatan yang sering dialami oleh lansia adalah degenerasi sendi, termasuk penurunan volume cairan sendi yang berdampak pada nyeri, terutama pada penderita Osteoartritis. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan rasa sakit dan kekakuan pada sendi, tetapi juga menurunkan kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari, yang pada akhirnya memengaruhi kualitas hidup mereka.

Salah satu solusi yang diusulkan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara kurkumin, senyawa aktif dalam kunyit, dan akupresur. Kurkumin memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan pada sendi, namun efeknya memerlukan waktu yang lebih lama untuk dirasakan. Untuk itu, terapi akupresur digunakan sebagai pelengkap untuk memberikan efek analgesik yang lebih cepat.

Penelitian ini menggunakan desain Randomized Controlled Trials yang dilakukan antara bulan April hingga Desember 2023. Kelompok intervensi diberikan kombinasi kapsul ekstrak kunyit terstandar kurkuminoid dengan dosis 30 mg sebanyak tiga kali sehari selama tiga minggu, serta akupresur yang diberikan dua kali seminggu.

Kelompok kontrol, sebagai perbandingan, menerima plasebo dan terapi akupresur palsu (sham acupressure). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris terkait efektivitas kombinasi terapi tersebut dalam mengurangi marker inflamasi, nyeri, dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien lansia dengan Osteoartritis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi kurkumin dan akupresur secara signifikan mampu menurunkan jumlah leukosit (p=0,043) serta rasio neutrofil-limfosit (p=0,045) pada darah tepi pasien. Penurunan ini mengindikasikan berkurangnya inflamasi dalam tubuh pasien. Selain itu, terjadi peningkatan hormon endorfin (p=0,012) yang memberikan efek nyaman dan meredakan nyeri. Peningkatan ini diukur melalui sampel darah tepi. Secara klinis, pasien juga melaporkan penurunan kekakuan sendi (p=0,001) dan peningkatan kualitas hidup yang signifikan (p=0,001) seiring dengan berkurangnya tingkat nyeri yang dialami.

“Kami dari peneliti merekomendasikan kombinasi terapi ini untuk dilanjutkan dengan mempertimbangkan bahwa seorang lansia dalam kondisi nyeri osteoartritis akan mengalami manifestasi nyeri tersebut dalam periode yang cukup lama. Sehingga imflamasi dihambat dengan obat serta ekstrak kunyit, kemudian untuk meningkatkan kenyamanan suapaya dapat melaksanakan kegiatan keseharian, tetap diberikan akupresur,” terang Srinalesti.

Kombinasi kurkumin dan akupresur terbukti efektif dalam menurunkan marker inflamasi, nyeri, dan kekakuan sendi, serta meningkatkan hormon endorfin dan kualitas hidup lansia yang menderita Osteoartritis Genu. Dengan bukti empiris ini, diharapkan terapi kombinasi tersebut dapat diterapkan lebih luas sebagai salah satu pilihan dalam manajemen Osteoartritis pada lansia, sehingga mereka dapat menikmati hari tua dengan kualitas hidup yang lebih baik.

Ujian terbuka ini merupakan bagian dari pendidikan untuk keberlanjutan, sehingga sejalan dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan SDG 4: Pendidikan Berkualitas. Adapun penelitiannya berdampak untuk masyarakat sejalan dengan SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapa Tujuan (Humas/Sitam).