Manfaat dan Kendala Pengembangan Telemedicine di Indonesia

FK-KMK UGM. Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan bersama dengan Minat SIMKES (Sistem Informasi Manajemen Kesehatan) menyelenggarakan Kuliah Tamu “Skema Pembiayaan Pelayanan Telemedicine di Indonesia” pada Kamis (6/4) melalui zoom meeting. Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D (Direktur Utama BPJS Kesehatan) hadir menjadi pembicara dalam kuliah tamu kali ini.

Dirinya menjelaskan mengapa telemedicine harus dilakukan. Telemedicine bermanfaat untuk mengatasi sebaran nakes yang tidak merata, maldistribusi faskes, dan hambatan geografis serta bisa meningkatkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. “Telemedicine juga bermanfaat untuk menghemat waktu, memangkas waktu tunggu, serta alokasi waktu yang lebih sesuai,” tambahnya.

Pemberian pelayanan kesehatan jarak jauh oleh profesional kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, meliputi pertukaran informasi diagnosis, pengobatan, pencegahan penyakit dan cedera, penelitian dan evaluasi, serta pendidikan berkelanjutan penyedia layanan kesehatan untuk kepentingan peningkatan kesehatan individu dan masyarakat. “Telemedicine yang dilaksanakan antara peserta terdaftar dengan dokter FKTP dan telemedicine yang dilaksanakan antara fasilitas pelayanan kesehatan satu dengan lainnya berupa konsultasi untuk menegakkan diagnosis, terapi, dan/atau pencegahan penyakit,” jelas Prof. Ali Ghufron.

Namun, dalam praktek nyata telemedicine, masih ada beberapa kendala ditemui. Misalnya masalah yang berkaitan dengan wilayah adalah beberapa FKTP belum melakukan PKS dengan FKRTL karena kendala jarak dan zonasi wilayah.

Kegiatan ini mendukung pencapaian sustainable development goals (SDGs) yang ke-3 yaitu Good Health and well being, menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua usia. (Nirwana/Reporter. Editor: Lucia Widartini)

Berita Terbaru