Malam Tirakatan Dies Natalis FK-KMK UGM yang ke-77

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM bersama dengan RSUP Dr. Sardjito, RSUP dr. Seoradji Tirtonegoro, serta RSA UGM melaksanakan malam tirakatan dalam rangkaian acara peringatan Dies Natalis FK-KMK yang ke-77, HUT RSUP Dr. Sardjito yang ke-41, HUT RSUP dr. Soreadji Tirtonegoro yang ke-95, dan HUT RSA UGM yang ke-11 pada Kamis (2/3) di RSA UGM.

Menurut Dekan FK-KMK, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH usia 77 tahun merupakan angka yang istimewa. “Pitu dalam 77 menggambarkan 3 hal, yaitu pitulungan yang diwujudkan dalam kolaborasi interdisiplin, pitutur yang diwujudkan dalam wejangan yang kita dapatkan dari pendahulu, serta pitunjuk yang diwujudkan dalam petunjuk dari Yang Maha Kuasa supaya dapat berpikir jernih dalam pengambilan keputusan,” jelas dr. Yodi.

Hadir pula Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito, dr. Eniarti, M.Sc., Sp.KJ., M.M.R. mengatakan bahwa pada malam tirakatan ini rasa syukur diwujudkan bukan hanya dalam ucapan, tetapi juga bagaimana kita mengikuti jejak para pendahulu yang sudah berjuang untuk menapakkan dan memberikan goresan-goresan terbaik pada FK-KMK UGM, RSUP Dr. Sardjito, RSUP dr. Soeardji, serta RSA UGM. “Pada zaman itu, para pejuang kesehatan mampu memberikan pelayanan terbaik dengan semua keterbatasan. Sekarang adalah waktu bagi kita untuk melanjutkan perjuangan tersebut,” tambahnya.

Direktur SDM, Pendidikan, Umum RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, dr. Obrin Parulian, M.Kes menambahkan bahwa malam tirakatan menjadi wadah untuk kita merefleksikan perjalanan sampai hari ini. “Tema Merajut Sinergi, Membangun Resiliensi menjadi momentum kita untuk merenung bersama. Kalau kita menilik kembali dari sejarahnya, RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro telah dan akan terus ikut serta dalam gerak langkah FK-KMK UGM,” ungkap dr. Obrin. Dirinya menambahkan bahwa apa yang saat ini kita nikmati merupakan hasil sinergi berbagai pihak.

Sebagai penutup, Direktur Utama RSA UGM, Dr. dr. Darwito, SH.,Sp.B(K)Onk menyatakan bahwa kolaborasi memang diperlukan dengan FK-KMK UGM sebagai pintunya. “Tahlil dan yasinan menjadi sesuatu yang berbeda tahun ini. Tujuannya adalah selain kita mengerahkan usaha melalui kolaborasi, kita juga harus ingat dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” terangnya. (Nirwana/Reporter)

Berita Terbaru