FK-KMK UGM. Tim mahasiswa UGM menemukan metode skrining kanker usus besar (kolorektal) dengan memanfaatkan bakteri probiotik Escherichia coli Nissle 1917 (EcN) termodifikasi. Tim yang beranggotakan Nayaka Bagus Wahyu Agung Hertanto, Sovann Amadeus, Ofadhani Afwan, dan Yohannes Edward GP dari FK-KMK UGM, maupun Maria Indra Ardriyanto dari Fakultas Farmasi UGM ini menegaskan bahwa penelitian dengan bakteri ejaan tersebut mampu digunakan untuk mendeteksi (skrining) sel kanker kolorektal.
Saat dikonfirmasi mengenai motivasi awal penelitian, Nayaka, sebagai ketua tim mahasiswa menuturkan bahwa insidensi dan mortalitas akibat kanker usus besar (kolorektal) di Indonesia masih tergolong tinggi. Padahal skrining dan penanganan dini dapat menurunkan mortalitasnya). Beragam metode skrining untuk mendeteksi kanker tersebut telah banyak dilakukan.
Pertama, metode skrining dengan mendeteksi darah melalui feses sebagai penanda adanya kanker usus besar. Namun permasalahannya adalah perdarahan baru terjadi pada kanker tahap lanjut dan belum terjadi pada kanker tahap awal sehingga dinilai kurang sensitif. Selain itu, tidak semua darah yang terdeteksi tersebut merupakan penanda kanker. Darah tersebut bisa juga merupakan hasil perlukaan usus sehingga dinilai tim mahasiswa UGM ini sebagai penanda yang kurang spesifik. Kedua, skrining radiologi dengan menggunakan X-Ray yang justru disinyalir memicu mutasi. Ketiga, skrinining dengan kolonoskopi yakni dengan memasukkan kamera dalam kolon. Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan justru akan melukai usus dan menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien. Keempat, skrining molekuler untuk mendeteksi DNA kanker juga dinilai cukup mahal.
“Ide awal penelitian ini sebenarnya terinspirasi dari seminar di Fakultas Biologi. Seminar tersebut memaparkan bahwa organisme, misal bakteri, bisa dimodifikasi untuk mengeluarkan protein tertentu. Selain itu, berdasarkan penelitian yang kami baca, bakteri probiotik Escherichia coli Nissle 1917 (EcN) mengalami menangani peningkatan pada pasien kanker usus besar. Akhirnya kami berpikir apa mungkin bakteri tersebut bisa dimodifikasi agar bisa dikembangan untuk mendeteksi kanker. Darisitulah penelitian ini mulai dilakukan,” papar Nayaka, Minggu (17/10) saat dihubungi secara daring.
Proses penelitian diakuinya dilakukan selama empat bulan, dan dimulai dari studi literatur. Dari hasil kajian tersebut tim menyimpulkan bahwa jika modifikasi bakteri diperlakukan pada kolon normal maupun kolon dengan kanker, maka akan menunjukkan peningkatan pada kolon dengan kanker kolorektal.
“Hal tersebut juga banyak dipaparan di beberapa jurnal bahwa ejaan ini memang bisa dijadikan sebagai biomarker kanker kolorektal. Sehingga jika fesses dengan kanker kolorektal diuji, maka ejaan itu akan meningkat. Hanya saja, untuk menguji ejaan itu biasanya diperlukan metode yang lebih rumit. Oleh karenanya, kami kemudian mengembangkan ejaan untuk mudah dideteksi dengan memodifikasi ejaan ini agar bisa mengeluarkan protein fluoresens yang dapat berpendar di bawah sinar UV. Dalam hal ini kami tidak memerlukan metode yang rumit untuk menguji ejaan. Kami hanya memerlukan lampu UV, ejaan yang telah dimodifikasi bisa berpendar saat disinari UV sehingga dapat diamati langsung pada feses,” imbuh Nayaka saat menjelaskan proses penelitian yang dilakukan bersama timnya.
Secara umum tim mahasiswa UGM ini berharap bahwa penelitian yang dikembangkan bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya. “Harapannya hasil penelitian ini bisa dikembangkan lagi. Saat ini pengetahuannya memang terbatas, namun jika penelitian ini benar-benar bagus, harapannya bisa menginspirasi peneliti lain untuk bisa mengembangkan apa yagn sudah kami lakukan ini. Sedangkan harapan jangka panjangnya, semoga alat skrining ini bisa digunakan di seluruh dunia untuk membantu deteksi dini kanker kolorektal. In ikan masalah yang harus dihadapi bersama sebagai tenaga medis,” papar Sovann.
Penelitian dengan judul “Potensi Pemberian Bakteri Probiotik Escherichia coli Nissle 1917 (EcN) Termodifikasi sebagai Sarana Screening Kanker Kolorektal” ini telah berhasil membawa Tim Mahasiswa UGM melaju ke kompetisi PIMNAS 2021 pekan depan (Wiwin/IRO)