FK-KMK UGM. Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) telah melakukan penelitian inovatif untuk mengatasi neuropati diabetik, komplikasi umum dari Diabetes Melitus (DM). Penelitian ini berfokus pada penggunaan enkapsulasi resveratrol, senyawa bioaktif dari anggur merah, dalam Nanostructured Lipid Carrier (NLC). Metode ini diharapkan dapat memberikan terapi yang lebih efektif dalam mengelola neuropati diabetik.
Penelitian ini dilakukan oleh tim yang terdiri dari lima mahasiswa dari berbagai fakultas, yaitu Puji Kurnellawati dan Adha Fauzi Hendrawann dari FK-KMK, Fauziah Rahma Zora Rustiawan dan Araya Pangastuti dari Fakultas Farmasi, serta M. Syuja Rizqullah dari Sekolah Vokasi. Tim ini dibimbing oleh Dr. Rio Jati Kusuma, S.Gz, MS, dari Gizi Kesehatan FK-KMK UGM. Mereka meneliti potensi resveratrol dalam NLC untuk mencegah perkembangan neuropati pada model hewan DM.
Dalam penelitian ini, ekstraksi anggur merah dilakukan untuk memperoleh resveratrol, yang kemudian dienkapsulasi dalam NLC. Tikus Wistar digunakan sebagai subjek penelitian untuk menguji efektivitas terapeutik NLC ini. Uji glukosa darah, respon nyeri, serta analisis ekspresi gen antioksidan dan histologi nervus sciaticus dilakukan untuk menilai efek terapi ini. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan NLC mampu menurunkan kadar glukosa darah dan inflamasi, serta meningkatkan fungsi motorik pada tikus model DM.
Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan signifikan dalam waktu jingkat kaki, kadar glukosa darah, dan kadar TNF-α antar kelompok perlakuan. Penemuan ini menunjukkan bahwa NLC tidak hanya meningkatkan bioavailabilitas resveratrol tetapi juga efektif dalam mengurangi gejala neuropati diabetik. Dengan demikian, pendekatan ini memiliki potensi besar sebagai terapi preventif yang lebih baik untuk penderita diabetes.
Dengan ditemukannya metode enkapsulasi resveratrol dalam NLC, penelitian ini tidak hanya memberikan solusi potensial bagi penderita neuropati diabetik, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan obat dan terapi. Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat diakses oleh masyarakat luas dan mendorong diskusi serta kolaborasi lebih lanjut dalam bidang riset obat-obatan.
Penelitian ini selaras dengan SDGs khususnya SDG 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta SDG 4 Pendidikan Berkualitas. Karena penelitian tersebut untuk kesehatan masyarakat, serta kegiatannya termasuk bagian dari pendidikan.
Temuan ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengembangan lebih lanjut dalam terapi neuropati diabetik dan membantu meningkatkan kualitas hidup para penderita DM. Penelitian ini juga membuka peluang untuk pengembangan sumber daya manusia yang kompeten di bidang multiomics, yang penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan kesehatan masyarakat di Indonesia. (Kontributor: Tim PKM/Editor:Sitam).