FK-KMK UGM. Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyrakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM meneliti potensi alga hijau sebagai pencegah kanker kolorektal. Penelitian ini merupakan bagian dari sebuah kelompok riset Pekan Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE) tahun 2024.
Lima mahasiswa UGM yang melakukan penelitian terbagi dari beberapa fakultas. Umar Surya Kusuma Atmaja dan Rifai Miftach Fauzan (FK-KMK), Indira Aulia Rahma (Fakultas Farmasi), Clarasakti Suryani Gollu dan Vemi Rahmayani (MIPA). Tim kelompok PKM-RE ini di bawah bimbingan Dr.rer.nat. apt. Arko Jatmiko Wicaksono dan Dr. drh. Pamungkas Bagus Satriyo dari Pusat Kedokteran Herbal dan Departemen Farmakologi dan Terapi, FK-KMK UGM.
Penelitian ini secara intensif mengidentifikasi kandungan senyawa aktif dalam alga hijau menggunakan metode canggih Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS), pelacakan aktivitas antioksidan, hingga uji konfirmasi melalui eksperimen in silico dilakukan. Diharapkan potensi aktivitas senyawa yang terkandung dalam alga hijau terhadap target protein pada kanker kolorektal, dapat diketahui.
Kanker kolorektal merupakan kanker nomor tiga yang paling sering terjadi di dunia setelah kanker paru-paru dan kanker payudara. Di Indonesia sendiri, sebuah studi yang dirilis pada tahun 2020, menunjukkan bahwa kematian akibat kanker kolorektal (234.511 kasus) menempati posisi keempat tertinggi diantara kematian lain akibat penyakit kanker. Oleh sebab itu pencegahan terhadap kanker kolorektal, perlu menjadi perhatian serius.
Salah satu kekayaan hayati dari lautan Indonesia yang berpotensi dikembangkan sebagai suplementasi untuk mencegah kanker kolorektal adalah alga hijau (Chlorella vulgaris). Chlorella vulgaris merupakan suatu mikroalga dari golongan alga hijau, yang sering dibudidayakan untuk berbagai keperluan farmasi.
Sebagai contoh, penggunaannya dalam suplemen maupun sebagai bahan kosmetik. Sebuah studi yang dipublikasi pada tahun 2023 menunjukkan bahwa ekstrak alga hijau (Chlorella vulgaris) memiliki potensi penghambatan kanker melalui mekanisme apoptosis. Namun demikian, studi lain menunjukkan bahwa efek yang terjadi masih perlu diteliti secara lebih mendalam.
Di sisi lain, dari sisi produksi, pengembangbiakan alga hijau (Chlorella vulgaris) sendiri sudah mulai dilakukan di 26 provinsi di Indonesia. “Yang artinya, andaikan riset ini berhasil, kebutuhan akan suplai bahan baku produksi (alga hijau) sudah dapat disuplai dari dalam negeri”, kata Umar.
Hal ini sejalan dengan semangat mewujudkan ketahanan kesehatan nasional melalui kemandirian bahan baku farmasi. Meski masih sangat awal, namun penelitian ini berpotensi memegang peran penting sebagai pijakan pengembangan ilmu pengetahuan untuk tujuan pengobatan di masa mendatang.
Penelitian yang dilakukan Tim PKM-RE selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada SDGs 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan SDGs 4 Pendidikan Berkualitas, karena kegiatan penelitian yang dilakukan mahasiswa bagian dari proses pemberlajaran yang berkualitas untuk kesehatan masyarakat. Adapun pemanfaatan alga hijau untuk penelitian sesuai dengan SDGs 14 Ekosistem Lautan. (Kontributor: PKM-RE).