Mahasiswa UGM Raih Prestasi dalam Ajang Medical Djogja Scientific Competition 2020

FK-KMK UGM. Mahasiswa Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mendulang beragam prestasi dalam kompetisi ilmiah tingkat nasional Medical Djogja Scientific Competition (MEDJONSON) 2020 yang diadakan pada Juli 2020 secara daring. Agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Medical Research and Science Club (MARS) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa kedokteran dan ilmu kesehatan seluruh Indonesia untuk berkumpul, bertukar pikiran serta berkompetisi sebagai ajang untuk mengembangkan wawasan serta pengetahuan khususnya dalam bidang kedokteran dan kesehatan dengan fokus pencegahan, pengobatan serta pemulihan di Indonesia. MEDJONSON 2020 digelar dengan mengusung tema “Nutritional Disease : A Better Approach in Nutritional Diseases to Create A Better Community”.

Tim mahasiswa Gizi Kesehatan FK-KMK UGM yang terdiri dari Zamia Ayangtatila (2018) dan Zahra Shufiyah Hasan (2018) berhasil meraih juara 1 dalam bidang kompetisi Esai Ilmiah. Juga tim mahasiswa yang terdiri dari Dea Fairuz Puspa (2017) dan Rania Aisyah Herima (2017) berhasil meraih juara 2 dalam bidang kompetisi yang sama.

Tidak hanya itu saja, tim mahasiswa Gizi Kesehatan FK-KMK UGM yang terdiri dari Yumna Shafa Y (2017), Aisyah Farah N (2018), dan Nadia Yasmine (2018) juga berhasil meraih juara 2 dalam bidang kompetesi Literature Review dan tim mahasiswa yang terdiri dari Mutiara Khoirunnisa (2018), Aisyah Rahma N (2018), dan Angger Putra Pratama (2018) berhasil meraih juara 3 dalam bidang kompetisi Poster.

Kompetisi MEDJONSON 2020 yang diikuti lebih dari 30 universitas ini terdiri dari babak penyisihan, pengumpulan presentasi karya, dan sesi tanya jawab dengan juri. “Prosesnya dimulai dari pencarian ide, dan menuliskan rancangan kasar dari ide tersebut, kemudian menemui dosen pembimbing untuk konsultasi terkait dengan idenya. Dari konsultasi tersebut, kami mendapatkan banyak masukan, sehingga mendorong kami untuk lebih kritis dan analitis dalam mengeksekusi ide kami menjadi sebuah tulisan”, ungkap Zamia saat ditanya mengenai persiapan yang dilakukan.

Usaha maksimal dilakukan dengan mempersiapkan presentasi dan berlatih berulangkali untuk menyusun video presentasi dan mempresentasikannya dengan baik. Kemudian, beberapa hari sebelum sesi tanya jawab, juga terus belajar dan berusaha untuk kembali memahami karya yang telah disusun. Menurut Zamia, salah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan yaitu berusaha untuk saling percaya dan menenangkan satu sama lain di dalam tim. “Di setiap prosesnya, mulai dari penulisan karya, persiapan presentasi, persiapan tanya jawab, kami selalu berdoa, memohon keberkahan, kelancaran, dan kebermanfaatan dari tiap-tiap yang kami ikhtiarkan”, ungkap Zamia.

Walaupun dihadapi berbagai tantangan seperti diantaranya, menjaga niat dan motivasi untuk memaksimalkan usaha, manajemen waktu di tengah kesibukan akademik dan organisasi, melawan rasa tidak percaya diri, bahkan juga koneksi internet yang tidak stabil dari pihak juri. Akan tetapi hal-hal tersebut tidak menyurutkan semangat Zamia dan tim mahasiswa lainnya dalam mencetak prestasi.

“Semoga pencapaian ini bukan hanya sekadar soal sertifikat dan penghargaan, tetapi bisa menjadi sarana bagi kami untuk menyebarkan kebermanfaatan lebih luas lagi, serta menjadi pengingat bahwa ada banyak sekali hal yang harus kami syukuri”, ungkap Zamia. Ia juga berpesan untuk teman-teman yang lain, janganlah takut mencoba untuk berkarya, dan selalu memohon keberkahan di setiap prosesnya. (Vania Elysia/Reporter; Foto Dok.Pribadi)

Berita Terbaru