FK-KMK UGM. Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UGM mengembangkan prototipe alat dan aplikasi deteksi dini stunting berbasis load cell dan sensor ultrasonik terintegrasi Internet of Things (IoT) bernama STULYZE. Alat ini berguna untuk mendeteksi stunting pada anak berusia 0-5 tahun secara otomatis tanpa memerlukan alat manual.
Ketua tim PKM STULYZE, Syifa Dina Munafizah dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan FK-KMK UGM, mengatakan bahwa inovasi alat deteksi stunting otomatis yang terintegrasi dengan IoT belum banyak dikembangkan, terutama di Indonesia yang angka stunting masih tinggi. Oleh karena itu, tim STULYZE berkomitmen untuk mengembangkan dan menyempurnakan kerja sistem dari alat dan aplikasi STULYZE dengan harapan di masa mendatang teknologi dalam bidang kesehatan untuk skrining stunting menjadi lebih mudah digunakan, efektif, serta akurat.
STULYZE memanfaatkan load cell dan gelombang ultrasonik untuk mengukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak. Dengan pengukuran pengukuran tersebut, alat dan aplikasi ini dapat mendeteksi berbagai masalah gangguan status gizi pada anak, termasuk stunting. Selain itu, perangkat STULYZE juga dirancang dengan desain yang portabel dan ergonomis sehingga menjadi alat yang mudah dibawa serta nyaman dan aman ketika digunakan.
“Alat dan aplikasi yang kami kembangkan ini terintegrasi dengan sistem IoT sehingga memungkinkan akses data secara fleksibel dari berbagai perangkat. Aplikasi mobile STULYZE sendiri menyediakan berbagai fitur untuk memantau status gizi dan tumbuh kembang anak, fitur konsultasi dengan tenaga kesehatan, fitur edukasi terkait permasalahan status gizi dan/atau stunting, serta rekomendasi menu makanan bergizi untuk anak.” Ujar Rozi, salah satu software programmer di tim STULYZE.
Tim PKM STULYZE ini tergabung mahasiswa dari berbagai fakultas. Mereka adalah Syifa Dina Munafizah (FK-KMK), Ahmad Fauzan & Eduardus Nathaniel A (Fakultas Teknik), serta Muhammad Fahru Rozi Rafid Aslam (Sekolah Vokasi).
“Sejauh ini, pemantauan status gizi dan tumbuh kembang anak masih dilakukan secara manual dengan proses yang cukup rumit dan memakan waktu. Dengan STULYZE, masalah status gizi, termasuk stunting, dapat dideteksi secara otomatis dengan proses yang cepat dan mudah.” Ujar Rafid, salah satu anggota tim STULYZE.
Atas karya inovasi tersebut, kelima mahasiswa UGM yang tergabung dalam Tim PKM-KC STULYZE dengan didampingi oleh dr. Hanggoro Tri Rinonce, Sp.PA(K), Ph.D berhasil mendapatkan pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud RI. (Kontributor: Syifa Dina Munafizah).