FK-KMK UGM. Publikasi jurnal baik dalam level nasional maupun internasional merupakan sarana untuk berkomunikasi antar masyarakat ilmiah. Hasil riset di Indonesia akan memberikan manfaat lebih luas setelah dipublikasikan dalam scope internasional. Publikasi internasional terkait hasil-hasil penelitian di Indonesia juga akan memberi dampak lain, yaitu menunjukkan posisi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, untuk bisa menembus publikasi internasional diperlukan upaya-upaya yang strategis dan cerdas.
Berkaitan dengan hal tersebut, RAISA radio mengadakan Klinik Publikasi Mahasiswa yang dilakukan dengan bincang-bincang santai dengan tema “Apakah Mahasiswa S2 Bisa Publikasi Ilmiah?”, Senin (27/09) Dr. Daniel, M.Sc. dari Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FK-KMK UGM yang dimoderatori oleh Morrin Choirunnisa Thohira S.HG dari Mahasiswa Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan dan Kedokteran Sosial FK-KMK UGM).
Pak Dani menyampaikan bahwa yang dinilai saat akan melakukan publikasi ilmiah yang terpenting adalah kualitas . “Mungkin sekali mahasiswa S2 untuk menembus jurnal internasional walaupun bukan sebagai dosen atau praktisi lain, yang terpenting adalah bagaimana kualitas dari paper tersebut apakah sudah sesui ketentuan apa belum.”, ungkapnya.
Rintangan yang dihadapi dalam penulisan jurnal ilmiah dibagi menjadi beberapa tahap dimulai dari pengumpulan data, yang mana rintangannya adalah teknis pengumpulan data. Selanjutnya pada tahap pengolahan data, rintangan yang dihadapi adalah dari segi metode pengolahan data. Kemudian pada penulisan data, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menyusun storyline dan menyusun analisa yang tepat. Tahap terakhir yaitu publikasi jurnal, yang menjadi tantangan adalah bagaimana cara mencari jurnal yang tepat, disarankan harus punya orang yang berpengalaman untuk draft jurnal milik mahasiswa, selain itu mencari reviewer juga perlu diperhatikan.
Pak Dani memberikan beberapa tips and trick bagi mahasiswa S2 agar dapat mempublikasi jurnal. Pertama, mulai dari semester 1 dan 2 dengan membuat timeline yang jelas dan konsisten. Kedua, kalau penelitian mandiri lebih baik mengajak dosen untuk berkolaborasi
“Kejujuran dalam penelitian itu juga penting karena sebagai validasi apakah jurnal kita bisa diterima dan dipublikasikan”, tambah Pak Dani saat mengakhiri sesi sore ini (Yuga/Reporter).