Mahasiswa Raih Medali Emas di Kompetisi Inovasi Internasional

FK-KMK UGM. Tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih Gold Award dalam acara Organization for Creativity, Innovation and Invention Promotion (OCIIP) World Intellectual Property Fair 2021 yang diselenggarakan oleh OCIIP, Nigeria.

Kompetisi ini merupakan kompetisi di dunia invention dan innovation yang diawali dengan pengiriman dan seleksi proposal ide, poster, beserta video. Kegiatan presentasi karya dilakukan pada 12-16 April 2021, dan pengumuman juara yang dilaksanakan pada 27 April 2021. Kompetisi OCIIP terbuka untuk umum dan diikuti oleh 72 kelompok dari 48 negara. Tim dari UGM yang diberi nama dengan Tim FitWell mempresentasikan inovasi yang bertajuk Food and Health: Fitwell App changing your habit for better health “Your Healthy Pal”.

Tim FitWell terdiri dari tiga mahasiswa Ilmu Keperawatan Angkatan 2017 yaitu, Nia Lestari Muqarohmah, Regita Rahma Maharatri dan Deskantari Murti Ari Sadewa. Tim ini didampingi dan dibimbing oleh dosen Ilmu Keperawatan, Happy Indah Kusumawati, S.Kep., Ns., MNSc.

Deskantari mengungkapkan persiapan lomba dilakukan kurang lebih satu bulan di tengah kesibukan perkuliahan. Tim rutin melakukan koordinasi secara daring untuk menghasil tiga output yang harus dibuat berupa; video produk, poster produk, dan proposal produk. Strategi yang dilakukan dengan membagi tugas sesuai dengan keahlian masing-masing. Namun, tiap anggota nantinya tetap memberikan masukan tiap output yang dibuat. Selain itu, juga ada hal yang penting disiapkan sebagai persiapan presentasi yaitu mendiskusikan pertanyaan apa saja yang sekiranya muncul. “Hal ini dapat membuat tim lebih percaya diri dan lebih siap untuk saat sesi tanya jawab,” ungkapnya.

Deskantari juga menyebutkan beberapa tips untuk meraih prestasi. Pertama, menguatkan kerjasama tim dengan menjaga komunikasi dan memanfaatkan segala source yang ada seoptimal mungkin. Kedua, melatih rasa percaya diri khususnya kemampuan bahasa asing dalam ajang kompetisi internasional. Ketiga, manajemen waktu dan energi karena kesibukan akademik maupun non akademik. Keempat, tetap tenang dan jangan panik khususnya pada saat adanya kendala presentasi. Kelima, motivasi dan afirmasi positif dari pembimbing dan rekan tim.

“Tidak ada batasan waktu dan tempat untuk belajar berkarya. Melihat fenomena atau problematika yang ada di masyarakat, dari situlah peran kita dibutuhkan untuk memecahkan masalah dengan ide, gagasan, dan ilmu yang kita miliki. Sehingga tidak perlu takut atau malu memulai, karena sejatinya sebagai generasi pembawa perubahan, mahasiswa dituntut lantang untuk menyuarakan gagasan, kreasi dan inovasi untuk kemaslahatan bersama. Namun, tetap perlu adanya kolaborasi dari sudut pandang keilmuan lain untuk memberikan gagasan solutif dan komprehensif suatu masalah. Oleh karena itu, mengasah kecerdasan intelektual saja tidak cukup. Butuh juga membangun kecerdasan emosional untuk menjadi mahasiswa yang berdayaguna, bersaing dan kompeten,” pesan Regita. (Arif AR/Reporter)