Mahasiswa Prodi Kedokteran FK-KM UGM Raih Medali Emas dan Silver di PIMNAS Ke-38 Tahun 2025

FK-KMK UGM. Theodorus Kholter Susanto mahasiswa Prodi Kedokteran FK-KMK UGM angkatan 2024 berhasil meraih prestasi membanggakan di Pekan Ilmiah Mahasiswa ke-38 Tahun 2025. Kompetisi ini merupakan ajang perlombaan riset ilmiah yang cukup bergengsi yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Perguruan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Diselenggarakan di Universitas Hasanuddin, Makassar pada 23-28 November 2025 kompetisi ini dihadiri oleh 420 tim dari 172 universitas di Indonesia. Kompetisi ini bertujuan untuk mengasah kreativitas dan inovasi yang diadakan oleh Belmawa Kemdiktisaintek RI.

Dalam mengarungi kompetisi ini, Theodorus Kholter Susanto tidak berusaha sendiri. Melainkan terdapat tim lintas keilmuan yang menjadi rekan berpikir dan berproses dalam meraih prestasi. Diantaranya, Muhammad Haikal PL selaku mahasiswa Prodi Teknik Biomedis angkatan 2023, Abdul Halim Edi R selaku mahasiswa Prodi Teknik Informasi angkatan 2023, Muhammad Arsya Gifary selaku mahasiswa Prodi Teknik Biomedis angkatan 2023, Mirzariel Akmal N selaku mahasiswa Prodi Elektro angkatan 2023, serta dibimbing oleh r. Ridwan Wicaksono, S.T., M.Eng., Ph.D selaku Dosen Fakultas Teknik UGM.

Sebagai satu-satunya mahasiswa berlatar belakang kesehatan, Theodorus memiliki andil yang cukup penting dalam prestasi tim. Ia bersama tim berkompetisi pada bidang perlombaan Pekan Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC). Bidang perlombaan ini merupakan kompetisi yang dirancang untuk menumbuh kembangkan kreativitas mahasiswa berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Selain itu, bidang perlombaan ini memiliki komitmen utama dalam menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat luas, instansi, pemerintah, atau dunia usaha dalam skala siap pakai dan fungsional.

Theodorus dan tim pada PKM-KC ini menggagas Cardioguard yang merupakan alat untuk penyelamatan henti jantung yang compact. Penciptaan inovasi PKM-KC ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran hentik jantung yang menjadi penyebab kematian 60% orang dewasa dan telah terjadi sebanyak 350.000 temuan kasus medisnya setiap tahun di Indonesia. Selain itu, gagasan ini turut selaras mendukung adanya upaya menciptakan inovasi alat yang dapat digunakan secara cepat sebagai bentuk pertolongan pertama.

Tingginya kasus kematian akibat henti jantung bukan sekedar angkat, ini tentang nyawa. Keterbatasan alat dan pengetahuan seringkali menjadi penghalang terbesar. Kondisi resiko lain berua terlambatnya penanganan dapat merusak otak secara permanen dalam kurun waktu 5-8 menit. Selain itu, terdapat mahalnya alat penanganan medis terkait henti jantung membuat pertolongan pertama berjalan tidak praktis. Inilah yang menjadi cikal bakal kontribusi nyata Theodorus dan tim untuk memecahkan masalahnya.

Cardioguard yang menjadi hasil karya Theodorus dan tim merupakan inovasi alat penyelamat terdekat ketika henti jantung. Cardioguard dirancang untuk menjadi perangkat penyelamat henti jantung mandiri yang di design sebagai perangkat wearable atau perangkat yang dipakai pada tubuh manusia. Perangkat ini dirancang untuk memberikan fitur kompresi dada untuk resusitasi jantung dan paru melalui fitur elektronika daya yang bertujuan untuk defibrilasi jantung. Cardioguard terdiri atas dua bagian utama yaitu, perangkat keras dan lunak. Perangkat ini memiliki komunikasi yang terkendali dari sistem yang terpusat pada mikrokontroler ESP32. Perangkat keras dalam Cardioguard terdiri dari sistem kendali motor untuk menggerakan fitur kompresi dan sistem elektronika daya untuk menjalankan fungsi defibrillator. Inputan alat ini pada sinyal ESG akan menjadi parameter kendali fitur Cardioguard untuk mengintegrasikan perangkat lunak dalam bentuk aplikasi yang dapat dikomunikasikan pihak ketiga serta, personalisasi pengguna.

Inovasi Cardioguard ini melewati berbagai macam tahapan perlombaan diantaranya, penilaian ide dalam substansi proposal, penetapan pendanaan inovasi, kontrak pengadaan dan implementasi, pelaksanaan penilaian kemajuan pelaksanaan (PKP), tahapan PIMNAS melalui presentasi dan poster. Setelah melewati tahapan yang cukup panjang Theodorus dan tim akhirnya berhasil meraih prestasi berupa penghargaan Gold Medalist kategori poster dan Silver Medalist kategori presentasi.

Prestasi dari Theodorus dan tim melalui karya Cardioguard ini turut mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Diantanya, integrasi SDGs 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera  dan SDGs 9: Infrastruktur, Industri, dan Inovasi melalui komitmen inovasi teknologi pertolongan pertama dalam penanganan henti jantung, SDGs 4: Pendidikan Berkualitas dengan menekankan komitmen kontribusi penelitian teknologi penanganan henti jantung melalui prototype Cardioguard, serta   SDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan dengan menekankan kolaborasi lintas keilmuan untuk melahirkan kontribusi dan inovasi penciptaan teknologi pertolongan pertama pada henti jantung (Reporter/Tedy).