FK-KMK UGM. Mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM membawa terapi Su Jok – metode penyembuhan asal Korea Selatan, langsung ke tengah masyarakat sebagai bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat.
Kegiatan yang digelar di Healing Garden Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM ini menjadi bagian dari acara Pasar Krempyeng BOGE RSA UGM dan dihadiri oleh Direktur Utama RSA UGM, Dr. dr. Darwito, S.H., Sp.B.Subsp.Onk.(K), para pegawai, serta masyarakat umum. Terapi Su Jok—yang berarti “tangan” dan “kaki” dalam bahasa Korea—menjadi daya tarik utama bagi pengunjung yang ingin merasakan manfaatnya secara langsung.
Di bawah koordinasi Prof. Intansari Nurjannah, S.Kp., MNSc., Ph.D., bersama dosen pendamping Ariani Arista Putri Pertiwi, S.Kep., Ns., MAN., DNP, sebanyak 13 mahasiswa Magister Keperawatan UGM melaksanakan pelayanan terapi Su Jok sebagai wujud nyata penerapan ilmu yang mereka pelajari di mata kuliah Complementary Alternative Therapy (CAT).
Kegiatan ini bukan sekadar praktik akademik, melainkan bentuk pengabdian masyarakat yang menekankan empati, kemandirian, dan inovasi dalam pelayanan kesehatan. Melalui kegiatan ini, mahasiswa belajar untuk memahami pasien secara holistik—tidak hanya dari sisi medis, tetapi juga emosional dan sosial.
“Mahasiswa perlu melihat bahwa penyembuhan tidak selalu bergantung pada obat. Ada banyak cara alami untuk meningkatkan kualitas hidup, dan Su Jok adalah salah satu contohnya,” ujar Prof. Intansari.
Sebanyak 57 orang berpartisipasi dalam pelayanan terapi Su Jok yang digelar pada pukul 07.30–12.00 WIB. Tiga dari empat peserta (75%) melaporkan penurunan nyeri setelah menjalani terapi.
Keluhan yang paling sering diatasi meliputi nyeri kepala, leher, bahu, punggung, serta gangguan emosional seperti stres dan cemas. Menariknya, sebagian besar peserta datang dengan satu keluhan utama, tetapi banyak yang merasa manfaatnya meluas ke aspek lain seperti relaksasi dan ketenangan mental.
Kegiatan serupa akan kembali dilaksanakan pada 29 Oktober 2025 di Pasar Krempyeng RSA UGM sebagai bentuk keberlanjutan program. Selain memperkuat praktik akademik, kegiatan ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 9: Inovasi dan Infrastruktur, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Sumber: Ariani Arista Putri Pertiwi, S.Kep., Ns., MAN., DNP. Penulis: Dian Paramitasari)



