Mahasiswa FK UGM Raih Prestasi di SIMPIC 2016

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada kembali mengharumkan nama almamaternya dalam ajang kompetisi Siriraj International Microbiology Parasitology and Immunology Competition (SIMPIC) 2016.

Tim delegasi FK UGM yang terdiri dari Parangeni Muhammad Lubis (Pendidikan Dokter 2012), Hamzah Muhammad Hafiq (Pendidikan Dokter 2012), Maria Fransiska Pudjohartono (Pendidikan Dokter 2013) dan Jessica Woen (Pendidikan Dokter 2013) berhasil meraih 3 penghargaan di kategori Personal Achievment yakni satu medali emas atas nama Parangeni dan dua medali perunggu atas nama Hamzah dan Maria.

SIMPIC adalah olimpiade internasional bidang ilmu mikrobiologi, parasitologi dan imunologi yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Siriraj Hospital, Mahidol University di Bangkok Thailand pada 17 – 22 Maret 2016 lalu.

Olimpiade ini memasuki tahun ke 5 dan diikuti dengan antusiasme peserta yang cukup tinggi, yakni sebanyak 52 tim atau 260 peserta dari Thailand, Filipina, Indonesia, Malaysia, Kamboja, Tiongkok, Taiwan, Jepang, Mongolia dan Bangladesh. Jumlah ini belum termasuk observer yang berasal dari sejumlah perguruan tinggi ternama di Asia.

Olimpiade ini terdiri dari First Round, yang terdiri dari Multiple Choices Questions (MCQ) dan Timed-Laboratory Questions (TLQ) yang dilaksanakan secara individual. Pada First Round tim dari UGM menduduki peringkat 5 berdasarkan total nilai seluruh tim dan menjadi tim perwakilan Indonesia dengan nilai tertinggi.

Selanjutnya adalah Second Round, Semi Final dan Final. Tim delegasi FK UGM berhasil menjadi 12 tim yang lolos pada babak semi final. Namun takdir berkata lain, perjuangan tim harus berhenti hingga tahap semi final, sama seperti tahun lalu. Namun hal itu tidak menyurutkan motivasi mahasiswa FK UGM untuk mengejar juara. “Di masa mendatang, persaingan di dunia kedokteran akan semakin meningkat,” ujar Parangeni selaku ketua tim.

Alangkah baiknya jika kita, dokter di Indonesia bisa menangani penyakit-penyakit yang sering terjadi di daerah tertentu, terutama asia tenggara yang masih mayoritas penyakit infeksi. UGM akan terus mengirimkan tim karena pertukaran pengetahuan ini sangat penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan kedokteran Indonesia di masa mendatang. (Hafiq/Reporter)