FK-KMK UGM. Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh salah seorang mahasiswi program studi Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM di ajang bergensi skala internasional. Ialah Fairuz Khairunnisa Anasyua bersama tim berhasil memboyong dua gelar juara sekaligus dalam World Young Inventor Exhibition, yang telah terselenggara pada Kamis (2/5) hingga Sabtu (4/5) di Kuala Lumpur Convention Center Malaysia. Adapun dua gelar kejuaraan yang berhasil diraih adalah Gold Medal serta Special Award from World Invention Intellectual Property Association (WIIPA). Fairuz juga mengaku bahwa dirinya menemui hal-hal menarik saat berkompetisi.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu agenda terbesar di dunia yang menampilkan penemuan-penemuan terkini, dan diikuti oleh ribuan partisipan yang terbagi dalam kategori junior (usia kanak-kanak) hingga expert. Fairuz beserta tim berkompetesi di bidang health and bio-technology invention, dengan mengangkat sebuah platform rekam medis kebencanaan yang mereka sebut “Jejak Medis”. Menurut penuturan Fairuz, pengembangan platform “Jejak Medis” tersebut terinspirasi oleh pengalamannya saat menjadi relawan di lokasi bencana .
“Setelah situasi tanggap darurat selesai, relawan dokter dan tenaga kesehatan lain akan kembali ke daerah asal masing-masing. Pelayanan kesehatan kembali dilakukan oleh tenaga medis setempat. Ini menjadi masalah ketika di kemudian hari ada pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, sebab riwayat sebelumnya tidak tercatat dengan baik. Sehingga, tercetus ide untuk membuat rekam medis kebencanaan sebagai sarana penghubung antara dokter relawan yang menangani pertama kali dengan dokter yang bertugas saat ini,” ujar Fairuz saat menjelaskan mengenai latar belakang platform tersebut, Rabu (8/5) di FK-KMK UGM. Tak berhenti disitu, Fairuz menambahkan jika platform “Jejak Medis” juga dilengkapi dengan fitur mencari posko terdekat, mencari lokasi bencana, serta fitur lainnya dalam hal manajemen bencana.
“Hal yang saya temui saat disana adalah bagaimana ide sekecil apapun itu sangat diapresiasi. Bahkan untuk kategori anak-anak, mereka sangat semangat untuk menarik peserta lain agar mengunjungi booth mereka. Sebaliknya, kalau di sini sebagian besar orang menganggap anak-anak usia TK terlalu dini untuk mengenal hal-hal semacam ini (penelitian dan inovasi)”, ujarnya. Tak lupa, sebagai mahasiswa Fairuz menyampaikan harap bahwa dirinya berkeinginan untuk terus melakukan eksplorasi seluas-luasnya dan terus berkarya di kemudian hari. (Alfi/Reporter; Foto: dok.pribadi)