Mahasiswa FK-KMK UGM Presentasikan Systematic Review tentang Game-Based Interventions untuk Pencegahan DBD

FK-KMK UGM. Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada kembali berpartisipasi di tingkat internasional. Muhammad Ilham Gibran, mahasiswa Program Magister Ilmu Biomedik (MIB) FK-KMK UGM, mewakili tim dalam oral presenter pada acara 2nd Gadjah Mada International Conference on Tropical Medicine (GAMA-ICTM) yang berlangsung pada 14-15 Februari 2025. Gibran mempresentasikan hasil kajian sistematis berjudul “Playing to Prevent Dengue: A Systematic Review of Game-Based Interventions”. Presentasi membahas efektivitas game-based interventions (GBIs) atau intervensi berbasis permainan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik (Knowledge, Attitude, and Practice/KAP) terkait pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Penelitian ini merupakan hasil kerja sama antara mahasiswa dan dosen FK-KMK UGM. Gibran berkolaborasi dengan Danindra Ario Wiryawan (Mahasiswa Program Magister Kesehatan Masyarakat FK-KMK UGM), di bawah bimbingan dr. Bianda Dwida Pramudita, M.Sc (Dosen Departemen Biostatistika, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi FK-KMK UGM), serta drg. Fara Silvia Yuliani, M.Sc., Ph.D (Dosen Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM).

Konferensi GAMA-ICTM 2025 mengangkat tema “Strengthening Health System Resilience for Tropical Disease Control in a Rapidly Changing World”, dengan berbagai sub-topik, termasuk inovasi dalam manajemen penyakit, ancaman kesehatan yang muncul, serta pendekatan One Health dan faktor lingkungan dalam penyebaran penyakit. Acara ini diikuti oleh peserta dari Indonesia, India, Bangladesh, dan Filipina, yang berasal dari berbagai latar belakang akademik dan profesional.

Sebagai konferensi internasional yang diselenggarakan dua tahun sekali, GAMA-ICTM menjadi wadah bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi kesehatan untuk berbagi temuan terbaru serta mendiskusikan strategi pengendalian penyakit tropis secara komprehensif. Tahun ini, konferensi menerima total 68 presentasi ilmiah, terdiri dari 30 presentasi oral, 28 presentasi poster, dan 10 sesi best practice. Berbagai topik yang dipresentasikan mencerminkan pendekatan inovatif dalam menangani penyakit tropis, termasuk pemanfaatan teknologi dalam edukasi kesehatan, kebijakan pengendalian penyakit berbasis bukti, serta intervensi berbasis komunitas.

Gibran dan tim memilih untuk menulis systematic review dengan topik ini karena DBD masih menjadi tantangan kesehatan global, terutama di negara-negara tropis dengan tingkat endemisitas yang tinggi. Strategi edukasi yang inovatif sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan. Game-based interventions (GBIs) menjadi salah satu pendekatan inovatif yang menarik perhatian karena mampu meningkatkan keterlibatan peserta melalui metode pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan.

Dalam penulisan systematic review ini, tim melakukan skrining terhadap 204 studi yang diperoleh dari berbagai basis data ilmiah, seperti PubMed, Scopus, Cochrane Library, Wiley Library, IEEE Xplore, dan Google Scholar, dengan batas publikasi hingga Desember 2024. Dari jumlah tersebut, tujuh studi memenuhi kriteria inklusi, yaitu penelitian eksperimental yang membandingkan GBIs dengan metode edukasi konvensional serta mengukur dampaknya terhadap peningkatan KAP dalam pencegahan DBD.

Hasil kajian menunjukkan bahwa GBIs terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan. Selain itu, pendekatan berbasis permainan juga diketahui berhasil meningkatkan keterlibatan dan kepuasan peserta dalam proses pembelajaran. Namun, dampaknya terhadap perubahan sikap dan praktik pencegahan DBD masih bervariasi. Beberapa studi menemukan adanya peningkatan sikap positif, sementara lainnya tidak menunjukkan perubahan signifikan. Begitu pula dengan praktik pencegahan, hasilnya tidak selalu konsisten di seluruh penelitian yang dikaji.

Meskipun GBIs memiliki potensi besar dalam edukasi pencegahan DBD, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah durasi evaluasi yang terbatas, karena sebagian besar penelitian hanya mengukur dampaknya dalam jangka pendek. Perubahan perilaku yang berkelanjutan memerlukan paparan berulang dan penguatan berkala, sehingga strategi edukasi berbasis permainan perlu dikombinasikan dengan pendekatan lain agar lebih efektif dalam jangka panjang.

Penelitian ini mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) 3 dan 4, dengan berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat melalui eksplorasi efektivitas game-based interventions (GBIs) dalam edukasi pencegahan DBD. Sejalan dengan SDG 3: Good Health and Well-being, peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat diharapkan dapat menekan angka kejadian DBD serta mendukung pengendalian penyakit menular. Selain itu, penelitian ini juga mendukung SDG 4: Quality Education dengan menghadirkan metode pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan efektif bagi berbagai kelompok usia. Dengan pendekatan edukasi berbasis permainan, konsep pencegahan DBD menjadi lebih mudah diakses dan dipahami, sehingga memperkuat strategi edukasi kesehatan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Keikutsertaan mahasiswa dan dosen FK-KMK UGM dalam konferensi internasional ini menjadi kesempatan berharga untuk berbagi hasil penelitian serta berdiskusi dengan para expert dan peserta lain, baik dari dalam maupun luar negeri. Melalui systematic review ini, tim FK-KMK berharap dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai potensi game-based interventions (GBIs) sebagai alat bantu dalam edukasi pencegahan DBD, khususnya di wilayah endemis. Meskipun GBIs menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterlibatan peserta, diperlukan bukti yang lebih kuat sebelum dapat diadopsi secara luas dalam program kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk mengevaluasi dampak jangka panjang GBIs, terutama dalam mendorong perubahan perilaku yang berkelanjutan dalam pencegahan DBD. (Kontributor: Muhammad Ilham Gibran. Editor: Dian/Humas)