Mahasiswa FETP Mengikuti Konferensi Globeheal 2024 di Bangkok, Thailand

FK-KMK UGM. Pada tanggal 22-23 Februari 2024, mahasiswa Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat FK-KMK UGM minat Epidemiologi Lapangan (Field Epidemiology Training Program / FETP) angkatan 2022 yaitu dr. Soraya Isfandiary Iskandar, terpilih untuk menjadi oral presenter dalam konferensi ilmiah GLOBEHEAL “Global Public Health Conference” di Bangkok, Thailand. GLOBEHEAL 2024 merupakan serangkaian konferensi ilmiah ke-7 yang diselenggarakan oleh The International Institute of Knowledge Management. Konferensi ini menyatukan berbagai penelitian, inovasi, dan studi kasus dari seluruh dunia dalam sesi paralel, dengan menawarkan banyak kesempatan untuk jaringan kerja sama dan publikasi. Bertemakan “Empowering Communities: Uniting for Global Health Equity”, konferensi ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh United Nations dan berfokus untuk penyebaran temuan penelitian, pengetahuan, pendapat, saran, dan visi terbaru melalui platform interaktif.

Salah satu mahasiswa FETP angkatan 2022, dr. Soraya Isfandiary Iskandar, turut serta sebagai oral presenter di konferensi ini. Soraya mempresentasikan abstrak penelitian ilmiah berjudul “Factors Associated with Tuberculosis Treatment Success in Bantul, Indonesia: Secondary Data Analysis of Tuberculosis Information System 2020–2022” dengan bimbingan dosen Departemen BEPH yaitu Bayu Satria Wiratama, MPH, PhD. Penelitian tentang faktor yang memengaruhi keberhasilan pengobatan tuberkulosis (TB) ini memiliki relevansi yang kuat dengan pencapaian Sustainable Development Goal (SDG) nomor 3, yaitu “Good Health and Well-being”.

Soraya menjelaskan bahwa motivasi dirinya mengikuti konferensi ilmiah tersebut adalah untuk menambah pengalaman dan relasi dengan para pakar kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Berbekal data yang didapatkan selama magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Soraya menganalisis faktor keberhasilan pengobatan TB dari Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) untuk dijadikan sebuah artikel ilmiah. Sebelumnya, ia juga meminta izin dan melakukan bimbingan dengan pembimbing lapangan dan pembimbing akademik untuk menganalisis data tersebut dan memasukkannya sebagai abstrak ke konferensi internasional.
Berdasarkan hasil analisisnya, Soraya menemukan bahwa angka keberhasilan pengobatan tuberkulosis (TB) dewasa di Kabupaten Bantul cukup tinggi, yaitu 92.6%. Angka ini berada di atas standar minimal persentase keberhasilan pengobatan TB secara nasional sebesar 90%. Adapun faktor yang memengaruhi keberhasilan pengobatan TB di Kabupaten Bantul adalah usia produktif (15-64 tahun), berjenis kelamin perempuan, terkonfirmasi positif secara bakteriologis, dan dilakukan investigasi kontak. Hal ini sejalan dengan temuan ilmiah sebelumnya, terutama pentingnya dilakukan investigasi kontak pada pasien TB dengan melibatkan kontak rumah dan sosial. Hal ini dapat meningkatkan dukungan sosial untuk pasien TB dan berperan dalam menurunkan angka loss to follow up. Selain itu, Soraya juga mengungkapkan kesulitannya dalam analisis data, utamanya karena masih banyak data yang kurang lengkap, yang menjadikan hal tersebut sebagai limitasi dalam penelitian ini.

Terakhir, Soraya berharap dapat mengikuti berbagai konferensi ilmiah lainnya untuk menambah pengalaman dan relasinya di bidang kesehatan masyarakat, serta menjadikannya sebuah kesempatan untuk mengasah kemampuan dalam menganalisis dan menulis sebuah artikel ilmiah. Dengan kegiatan ini, Soraya juga berperan dalam mewujudkan Sustainable Development Goal (SDG) nomor 3, yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahter,  SDG 4: Pendidikan Berkualitas, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Penulis: Muhammad Ilham Gibran. Editor: Kuni Haqiati)